Bloomberg Technoz
Published at
April 7, 2025 at 12:00 AM
Cek Ramalan Harga Batu Bara Minggu Ini Usai Pekan Lalu Anjlok 6%
Bloomberg Technoz, Jakarta
Harga batu bara jatuh pada perdagangan akhir pekan lalu. Bagaimana dengan proyeksi untuk pekan ini?
Pada Jumat (4/4/2025), harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan ini ditutup di US$ 97/ton. Anjlok 2,41% dari hari sebelumnya dan menjadi yang terendah sejak 26 Maret atau sekira 2 minggu terakhir.
Sepanjang pekan lalu. harga si batu hitam minus 6,28% secara point-to-point.
Sejak awal tahun (year-to-date), harga komoditas ini rontok 22.55%. Dalam setahun terakhir, harga ambruk 24,86%.
Lantas bagaimana perkiraan harga batu bara untuk pekan ini? Apakah bisa bangkit atau malah kian terhimpit?
Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), batu bara masih tersangkut di zona bearish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 21,27.
RSI di bawah 50 menunjukkan suatu aset sedang berada di posisi bearish. Bahkan kalau di bawah 30, maka artinya sudah jenuh jual (oversold).
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 20,89. Menempati area jual (short) yang cukup kuat, bahkan hampir ke titik jenuh.
Dengan koreksi yang sudah begitu dalam, harga batu bara berpeluang mencetak technical rebound. Apalagi harga sudah berada di pivot point US$ 97/ton.
Target resisten terdekat adalah US$ 99/ton yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-10 di US$ 102/ton bisa menjadi target berikutnya.
Adapun target support terdekat adalah US$ 95/ton. Penembusan di titik ini berisiko melongsorkan harga batu bara ke arah US$ 83/ton.
Faktor Pemberat Harga Batu Bara
Batu bara memang kian tidak mendapat tempat. Kesadaran akan kelestarian lingkungan membuat energi fosil ini sulit mendapat tempat.
Mengutip Bloomberg News, Global Energy Monitor mencatat dunia kecuali China menurunkan pembangkitan listrik bertenaga batu bara dengan total kapasitas 9,2 gigawatt tahun lalu.
Selain itu, tingginya pasokan juga membebani harga batu bara. China (produsen batu bara terbesar dunia) menargetkan produksi pada 2025 naik 1,5% ke 4,82 miliar ton. Ini menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah.
“Kita sudah melewati periode di mana semua orang agresif memborong batu bara. Sekarang stok penuh di mana-mana,” ujar Rory Simington, Analis Wood Mackenzie Ltd.
Source:
Other Article
Ekonomi
Published at
Adaro, Arutmin Cs Segera Dikenai Tarif Baru Royalti Batu Bara, Ini Besarannya
Warta Ekonomi
Published at
APBI Nilai Kebijakan Batu Bara Trump Tak Ganggu Ekspor Indonesia
Majalah Tambang
Published at
AS Balik ke Batu Bara, Genjot Produksi Pasok Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Kontan
Published at
Aturan Tarif Royalti Minerba Disahkan, Pelaku Usaha Siapkan Strategi Efisiensi
Media Indonesia
Published at