Jawa Pos

Published at

November 4, 2025 at 12:00 AM

Catatkan Pendapatan Rp 31,3 Triliun per September, ini 5 Negara Tujuan Utama Ekspor PTBA

JawaPos.com - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengumumkan kinerja keuangan konsolidasian dari awal tahun hingga 30 September 2025 ke BEI/OJK. Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail mengatakan, di saat tekanan harga batu bara global yang menurun sepanjang 2025, perusahaan berhasil mempertahankan kinerja operasional yang solid serta menjaga profitabilitas melalui peningkatan efisiensi biaya dan optimalisasi portofolio pasar domestik.

"Hal ini tercermin dari pertumbuhan volume produksi dan penjualan yang tetap positif, serta realisasi capex yang mendukung keberlanjutan operasi dan proyek logistik strategis," kata Arsal, Senin (3/11).

Hingga akhir September 2025, PTBA berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 31,3 triliun, mengalami kenaikan 2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Meskipun volume penjualan meningkat 8 persen YoY, penurunan harga batu bara memengaruhi kinerja, dengan Newcastle Index turun 22 persen YoY dan ICI-3 turun 16 persen YoY, sehingga harga jual rata-rata melemah 6 persen YoY.

Dari total penjualan hingga akhir September 2025, 56 persen berasal dari pasar domestik, sedangkan 44 persen lainnya dijual ke pasar ekspor. Lima negara utama tujuan ekspor PTBA pada periode ini adalah Bangladesh, India, Filipina, Vietnam, dan Korea Selatan.

Beban Pokok Pendapatan dan Beban Operasional

Beban pokok pendapatan tercatat sebesar Rp 27,8 triliun, meningkat 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini sejalan dengan peningkatan volume operasional, termasuk produksi batu bara yang naik 9 persen YoY dan angkutan yang meningkat 8 persen YoY, meskipun stripping ratio tercatat lebih rendah pada 5,98x dibandingkan 6,02x pada periode sebelumnya.

Selain itu, pencabutan subsidi FAME pada biodiesel serta kewajiban penggunaan B40 berdampak pada kenaikan harga BBM per liter sebesar 8 persen YoY, sehingga meningkatkan biaya bahan bakar perusahaan baik untuk kegiatan penambangan maupun angkutan kereta api.

Di sisi lain, beban umum dan administrasi naik 4 persen atau Rp 52,4 miliar secara YoY, sementara beban penjualan turun 1 persen atau Rp 7,1 miliar.

Penghasilan Keuangan, Biaya Keuangan, dan Bagian atas Laba Neto

Perusahaan mencatat penghasilan keuangan sebesar Rp 157,6 miliar, turun 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, biaya keuangan meningkat 23 persen menjadi Rp 247,9 miliar, seiring dengan kenaikan pinjaman bank. Bagian laba neto dari entitas asosiasi dan ventura bersama tercatat Rp 333,1 miliar, naik 14 persen YoY.

Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 1,4 triliun.

Total Aset dan Total Liabilitas

Hingga akhir September 2025, total aset tercatat sebesar Rp 42,8 triliun, meningkat 3 persen dibandingkan akhir 2024 yang sebesar Rp 41,8 triliun. Saldo kas dan setara kas sebesar Rp 4 triliun, mengalami penurunan 3 persen dibandingkan akhir 2024 sebesar Rp 4,1 triliun.

Total liabilitas pada akhir September 2025 meningkat menjadi Rp 22,1 triliun dari Rp 19,1 triliun pada akhir Desember 2024. Sementara itu, ekuitas menurun dari Rp 22,6 triliun menjadi Rp 20,8 triliun. Dengan demikian, total liabilitas dan ekuitas tercatat Rp 42,8 triliun, naik 3 persen dibandingkan posisi akhir 2024 sebesar Rp 41,8 triliun.

Laporan Arus Kas Konsolidasian

Arus kas bersih dari aktivitas operasi tercatat menurun 4 persen YoY, dari Rp 4,4 triliun menjadi Rp 4,2 triliun. Penurunan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pembayaran kepada pemasok dan karyawan akibat kenaikan harga BBM.

Sementara itu, arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan investasi meningkat dari Rp 0,8 triliun menjadi Rp 2,2 triliun hingga September 2025. Kenaikan ini terutama terkait dengan penambahan aset tetap dan tanaman produktif, yang meningkat dari Rp 1,4 triliun menjadi Rp 2,4 triliun pada periode yang sama.

Selanjutnya, arus kas bersih untuk aktivitas pendanaan menurun dari Rp 3,1 triliun menjadi Rp 2,2 triliun, terutama karena penurunan pembayaran dividen dan pelunasan pinjaman bank. Pada tahun ini, perusahaan membagikan dividen sebesar Rp 3,9 triliun.

Belanja modal hingga September 2025 tercatat sebesar Rp 3 triliun, dengan mayoritas digunakan untuk pengembangan angkutan Tanjung Enim-Kramasan.

Source:

Bisnis Indonesia

Published at

November 4, 2025 at 12:00 AM

11/4/25

10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi

IDX Channel.com

Published at

November 4, 2025 at 12:00 AM

11/4/25

10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?

Kontan

Published at

November 4, 2025 at 12:00 AM

11/4/25

190 IUP Ditangguhkan ESDM: IMA, APBI, dan APNI Pastikan Anggotanya Aman

CNBC Indonesia

Published at

November 4, 2025 at 12:00 AM

11/4/25

190 Izin Tambang Ditangguhkan, Dirjen Minerba Beberkan Alasannya

CNBC Indonesia

Published at

November 4, 2025 at 12:00 AM

11/4/25

2 Kabar Baik Hari ini: Harga Batu bara Naik, China Balik ke RI Lagi

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by

Secretariat's Address.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Secretariat's Email.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Website created by