Bloomberg Technoz
Published at
November 13, 2025 at 12:00 AM
Bahlil Ungkap Proyek DME Batu Bara Bakal Mulai Konstruksi 2026
Bloomberg Technoz, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) yang digagas Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara bakal memulai proses konstruksi pada 2026.
Dia menyebut proyek tersebut akan mengurangi impor gas minyak cair atau liquified petroleum gas (LPG). Menurutnya, total konsumsi LPG domestik bakal bergerak ke level 10 juta ton pada 2026, sementara kapasitas produksi Indonesia hanya sekitar 1,4 juta ton per tahun.
“Berarti defisit kita nanti itu kurang lebih sekitar 8,6 juta ton. Maka, mau tidak mau, kita harus cari substitusi impor. Caranya apa? DME,” kata Bahlil ditemui di Kompleks Parlemen, Selasa (11/11/2025).
Bahlil menuturkan proyek DME sudah pernah dibahas oleh Presiden Prabowo Subianto dan CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani dalam sebuat rapat. Bulan depan, kata dia, sudah ada keputusan mengenai lokasi proyek DME tersebut.
“Kalau Desember putus, maka insyallah proses konstruksinya pada 2026,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kementerian ESDM memastikan PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) sudah mengajukan impor gas LPG sebesar 1,2 juta ton untuk digunakan sebagai bahan baku pengolahan petrokimia.
Direktur Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas (Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan pasokan LPG untuk pabrik petrokimia tersebut akan berasal dari luar negeri, sehingga tak akan memengaruhi pasokan LPG di Tanah Air.
“Enggak, dia kan dia diimpor. Saat ini masih impor. Belum ada yang dalam negeri,” kata Laode kepada awak media, di Kementerian ESDM, Jumat (7/11/2025).
Laode juga memastikan pasokan LPG untuk pabrik petrokimia tersebut belum direncanakan akan memanfaatkan gasifikasi batu bara menjadi DME, yang rencananya akan mulai dibangun pada tahun depan.
“Kita saat ini bicaranya yang tahap awal dulu ya. Lotte sekarang sedang memesan impor untuk LPG,” tegas dia.
Adapun, impor LPG Indonesia sepanjang 2024 mencapai 6,89 juta ton dengan nilai mencapai US$3,78 miliar. Porsi impor LPG dari Amerika Serikat mencapai 3,94 juta ton, dengan nilai impor US$2,03 miliar.
Selain AS, Indonesia mengimpor LPG dari Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Arab Saudi hingga Algeria.
Sekadar catatan, pabrik petrokimia new ethylene project milik PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) baru saja diresmikan di Cilegon, Banten, Kamis (6/11/2025).
Pabrik tersebut diklaim dapat menekan impor minyak dan gas (migas) mencapai US$1,4 miliar atau sekitar Rp23,42 triliun (asumsi kurs Rp16.729).
Pabrik petrokimia itu dapat menghasilkan produk hilirisasi migas senilai US$2 miliar per tahun atau sekitar Rp33,46 triliun. Dari besaran tersebut, US$1,4 miliar diantaranya atau sekitar Rp23,42 triliun merupakan substitusi impor dan US$600 juta atau sekitar Rp10,04 triliun berkontribusi pada peningkatan ekspor Indonesia.
Proyek besutan perusahaan asal Korea Selatan tersebut memiliki nilai investasi US$3,9 miliar atau sekitar Rp62,4 triliun.
Pabrik tersebut mampu mengolah bahan baku naphta sebesar 3.200 kiloton per tahun (KTA), disertai tambahan LPG sebesar 0%—50% sebagai bahan pendukung.
Source:
Other Article
Bisnis Indonesia
Published at
10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
Kontan
Published at
190 IUP Ditangguhkan ESDM: IMA, APBI, dan APNI Pastikan Anggotanya Aman
CNBC Indonesia
Published at
190 Izin Tambang Ditangguhkan, Dirjen Minerba Beberkan Alasannya
CNBC Indonesia
Published at