Tempo
Published at
May 28, 2025 at 12:00 AM
Bahlil Sebut Eropa Masih Pakai Batu Bara: Kita Terlalu Kekinian
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan negara-negara di Eropa hingga kini masih menggunakan pembangkit listrik berbasis energi fosil seperti batu bara. Bahlil mengatakan sumber energi ini masih banyak digunakan di negara-negara Eropa, termasuk Turki. “Kita aja yang terlalu kekinian. Tapi ya udah, enggak apa-apa lah. Ini dalam rangka menjaga bumi kita kan. Yang penting subsidi dari negara jangan banyak-banyak aja,” ujarnya saat peluncuran Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) Tahun 2025–2034 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin, 26 Mei 2025.
Bahlil juga mengungkap negara-negara yang merasa paling unggul dalam pengembangan energi terbarukan justru masih meminta kontrak baru batu bara di Indonesia. “Ya kalau memang dia masih memakai batu bara, kenapa dia memaksa kita untuk harus tidak pakai batu bara,” ujar politikus lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay, Jayapura.
Dalam forum yang sama, Bahlil menyebut pemerintah berencana menambah kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 gigawatt hingga 2034. Dari total tersebut, 42,6 gigawatt berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT), 10,3 gigawatt dari sistem penyimpanan energi (storage), dan 16,6 gigawatt dari sumber energi fosil. Energi fosil terdiri atas gas sebanyak 10,3 gigawatt dan batu bara 6,3 gigawatt. “Sebenarnya gas ini, menurut saya bukan lagi fosil an sich ya, dia setengah,” ujar Ketua Umum Partai Golkar tersebut.
Sebelumnya, Bahlil menegaskan Indonesia tidak dapat memaksakan diri menghentikan operasional PLTU jika belum ada kepastian pendanaan. Meski beberapa lembaga keuangan menjanjikan pembiayaan untuk program pensiun dini PLTU, hingga kini belum ada realisasi konkret.
Source:
Other Article
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Published at
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
CNBC Indonesia
Published at
Ada Aturan Baru Royalti Batu Bara, BUMI-Adaro Bisa Bernapas Lega
Bloomberg Technoz
Published at
Ada Donald Trump di Balik Kenaikan Harga Batu Bara
Kontan
Published at