Bloomberg Technoz
Published at
September 2, 2025 at 12:00 AM
Alasan Ekspor Batu Bara Indonesia Januari-Juli 2025 Anjlok
Bloomberg Technoz, Jakarta - Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menilai anjloknya ekspor batu bara periode Januari-Juli 2025 disebabkan karena melemahnya permintaan dari China dan India.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Eksekutif APBI Gita Mahyarani menerangkan ekspor Indonesia ke China hingga Juli 2025 turun 19,2% year-to-date (ytd).
Kendati demikian, menurut Gita, terdapat kenaikan ekspor secara bulanan pada Juli sebesar 42,1% secara bulanan atau month-to-month (mtm).
“Namun secara tahunan, impor batu bara secara globalnya masih turun 22,9%,” kata Gita ketika dihubungi, Senin (1/9/2025).
Di sisi lain, Gita menerangkan, pelemahan permintaan batu bara dari China belakangan terjadi lantaran Negeri Tirai Bambu itu tengah mengerek kapasitas batu bara domestik dan bauran energi bersih.
“Di mana kapasitas EBT [energi baru terbarukan] China kini sudah melampaui kapasitas batu bara,” tegas Gita.
Sementara India, Gita menerangkan impor batu bara termal per Juli 2025 turun 16% secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Gita menerangkan hal tersebut terjadi lantaran melemahnya permintaan listrik dan industri dari negara tersebut.
Selain itu, India juga belakangan tengah mendiversifikasi impor batu bara kalori menengah ke tinggi dari Afrika Selatan, Amerika Serikat (AS) dan Australia.
“Ekspor Indonesia ke India Januari–Juli juga turun 8,8% year to date,” tuturnya.
Direktur Eksekutif Indonesian Mining Association (IMA) Hendra Sianida memandang pasar global batu bara termal masih dalam kondisi kelebihan pasokan atau oversupply.
Di sisi lain, Hendra menilai produksi batu bara China dan India pada 2024 mencapai rekor tertingginya dan tahun ini produksi kedua negara tersebut diprediksi tetap kuat.
Oleh sebab itu, kebutuhan impor dari kedua negara itu bisa melemah dan menekan harga batu bara.
“Di 2025 juga produksi mereka cukup kuat, sehingga harga tertekan dan juga kebutuhan impor berkurang,” kata Hendra saat dihubungi, Senin (1/9/2025).
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor batu bara sepanjang Januari sampai Juli 2025 minus 21,74% ke level US$13,82 miliar atau sekitar Rp227,47 triliun (asumsi kurs Rp16.460 per dolar AS).
Torehan kinerja ekspor komoditas emas hitam itu terpaut lebar dari capaian sepanjang periode yang sama tahun sebelumnya di level US$17,66 miliar.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan koreksi nilai ekspor batu bara itu ikut dibarengi dengan susutnya pengiriman batu bara secara volume sepanjang Januari sampai Juli tahun ini.
“Nilai ekspor batu bara turun 21,74% secara kumulatif,” kata Pudji dalam konferensi pers secara daring, Senin (1/9/2025).
Adapun, kinerja ekspor batu bara secara volume terkoreksi 6,96% ke level 214,71 juta ton sampai periode yang berakhir Juli 2025, lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 230,76 juta ton.
Sementara itu rata-rata unit nilai ekspor batu bara juga susut 9,64% ke level US$64,37 per ton, lebih rendah dari posisi tahun sebelumnya di level US$71,24 per ton.
(azr/naw)
Source:
Other Article
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Published at
2 Kabar Baik Hari ini: Harga Batu bara Naik, China Balik ke RI Lagi
CNBC Indonesia
Published at
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Bloomberg Technoz
Published at
5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara
Detik Kalimantan
Published at