IDXChannel - Saham-saham emiten batu bara sedang diuji seiring ekspektasi penurunan harga komoditas yang diprediksi berlanjut pada 2025.
Riset BRI Danareksa Sekuritas menilai, kekhawatiran pasar terhadap peningkatan produksi di Indonesia, hingga perlambatan permintaan dari China yang dapat mengusik harga.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Erindra Krisnawan memperkirakan harga rata-rata batu bara Newcastle mencapai USD110 per ton sepanjang 2025, atau lebih rendah dibandingkan USD135,7 per ton pada 2024.
Penurunan harga batu bara diperkirakan berdampak signifikan pada kinerja keuangan emiten di sektor ini.
BRI Danareksa mencatat potensi penurunan laba bagi perusahaan tambang berkisar 25-33 persen untuk tahun fiskal 2025.
“Meskipun laba menurun, saham batu bara terus menawarkan hasil dividen yang menarik bagi investor, berkisar antara 8-14 persen,” kata Erindra dalam Equity Research ‘Coal’, pada Kamis (13/3/2025).
Erindra menyoroti empat emiten batu bara di Bursa Efek Indonesia (BEI), meliputi PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).
1. AADI
AADI dinilai memiliki prospek menarik di tengah tren penurunan harga batu bara, terutama jika usulan pemangkasan royalti disetujui. Jika aturan ini berlaku, AADI diperkirakan akan berdampak positif terhadap earnings per share (EPS) sebesar 24-27 persen.
BRI Danareksa memperkirakan dividend yield AADI sebesar 12,3 persen pada 2025. Adapun target harga dipatok Rp9.850 per saham, dengan rekomendasi ‘BUY’. Hingga sesi pertama market Kamis (13/3/2025), saham AADI naik 2,31 persen ke Rp6.650 per saham.
2. ADRO
ADRO juga dinilai menghadapi tantangan akibat tren pelemahan harga batu bara, tetapi perusahaan ini tetap optimistis dengan strategi diversifikasi.
ADRO kini memiliki eksposur yang lebih luas melalui anak usahanya di sektor aluminium dan energi terbarukan. Analis mengharapkan hal ini menjadi sumber pendapatan baru dalam jangka panjang.
Meskipun laba bersih ADRO diperkirakan turun 8 persen YoY pada 2025, perusahaan dinilai masih tetap memiliki fundamental yang kuat.
Rekomendasi ADRO masih ‘BUY’ dengan target harga berada di Rp2.630 per saham, dan dividend yield sekitar 8 persen pada 2025. Saham ADRO tumbuh 0,81 persen ke Rp1.865 per saham pada sesi pertama Kamis.
3. ITMG
ITMG juga dinilai menarik seiring kebijakan dividen. Pada 2025, ITMG diprediksi memberikan dividend yield sebesar 11-12 persen.
Sayangnya, target saham ITMG diturunkan dari Rp31.300, menjadi Rp27.300. Pada Kamis (13/3/2025), saham ITMG turun 0,97 persen ke Rp23.050 per saham.
4. UNTR
UNTR menjadi salah satu emiten yang memiliki daya tahan lebih baik terhadap penurunan harga batu bara.
Pasalnya perusahaan ini memiliki diversifikasi bisnis di sektor kontraktor pertambangan melalui anak usahanya, PT Pamapersada Nusantara, yang memberikan pendapatan stabil di luar bisnis penjualan batu bara.
UNTR diperkirakan masih memberikan dividend yield sebesar 10,8 persen pada 2025. Rekomendasi analis masih 'BUY' dengan target harga UNTR ditetapkan pada Rp31.000 per saham. Pada sesi pertama Kamis ini, saham UNTR turun 0,96 persen ke Rp23.125 per saham.
(Fiki Ariyanti)