Berita Satu
Published at
July 11, 2025 at 12:00 AM
Menilik Peran Batu Bara untuk Wujudkan Indonesia Emas
Jakarta, Beritasatu.com- Pulau Kalimantan memiliki peran krusial sebagai lumbung energi nasional. Berdasarkan Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada 2024, Kalimantan memproduksi batu bara sebesar 688 juta ton, atau 82% dari total produksi nasional.
Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batu bara Kementerian ESDM Siti Sumilah Rita Susilawati menjelaskan, ada 40,56% pembangkit listrik yang masih bergantung pada batu bara, dengan 70% di antaranya dipasok dari Kalimantan.
"Bayangkan saja jika hidup tanpa listrik karena tidak ada batu bara. Kita buka komputer atau laptop butuh listrik, hand phone pun butuh listrik," ungkap Rita saat menghadiri roadshow edisi Kalimantan yang digelar oleh Asosiasi Pertambangan Batu bara Indonesia (APBI) di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (9/7/2025) malam.
"Jadi ketika kita terima telepon juga ingat batu bara yang menjadi sumber energi listrik," tambah dia.
Selain itu, sambung Rita, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor mineral dan batubara mencapai Rp 140,460 triliun. Kontribusi tersebut setara dengan 52% dari total PNBP. Kementerian ESDM, menegaskan pentingnya sektor ini dalam menopang ekonomi nasional.
"Jadi, mineral dan batu bara untuk menggerakkan ekonomi Indonesia itu bukan omong kosong, tapi realita. Untuk mewujudkan Indonesia emas, batu bara memiliki peran penting karena turut menggerakkan ekonomi nasional," ungkapnya.
"Tapi ingat, sumber daya ini harus dikelola secara bertanggung jawab. Pengelolaan secara ramah harus dikedepankan," beber Rita.
Ketua Umum APBI Priyadi mengatakan, batu bara bukan sekadar komoditas, melainkan instrumen pembangunan yang membuka akses, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan membentuk peradaban baru. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menjaga keberlanjutan.
Di tengah tekanan global, mulai dari penurunan harga hingga ketidakpastian geopolitik, industri batu bara nasional dinilai harus semakin adaptif. Priyadi menegaskan bahwa praktik pertambangan yang bertanggung jawab secara sosial dan ekologis harus menjadi komitmen bersama. “Industri ini harus tetap kuat, tapi juga harus bertanggung jawab secara sosial dan ekologis untuk keberlanjutan,” tegasnya.
Source:
Other Article
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Published at
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Detik Kalimantan
Published at
7 Provinsi Penghasil Batu Bara Indonesia, Terbesar di Kalimantan
Tribun Kaltim
Published at
70 Persen Sumber Energi Indonesia Dipasok dari Kalimantan, Ekonomi dan Lingkungan Harus Seimbang
CNBC Indonesia
Published at