CNBC Indonesia
Published at
July 22, 2025 at 12:00 AM
Kenyataan Pahit: China Mulai Jauhi Batu bara Indonesia, Harga Rontok
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara kembali melemah di tengah banyaknya kaba buruk. Indonesia bahkan langsung mendapat dua kabar buruk sekaligus dari pelemahan batu bara kemarin, yakni ambruknya harga internasional serta kebijakan China.
Merujuk Refintiv, harga batu bara pada perdagangan Senin (21/7/2025) ditutup di posisi US$ 109,5 per ton. Harganya turun 0,72%. Pelemahan ini juga memperpanjang tren negatif batu bara yang turun 2,7% dalam dua hari beruntun.
Harga batu bara kokas di China sebenarnya mengalami kenaikan pada pekan lalu karena pasokan yang terbatas dan permintaan kuat dari sektor hilir.
Pabrik kokas dan pedagang spekulatif aktif melakukan restock, memperkuat sentimen pasar. Meskipun ada tekanan pasokan, pembelian dari industri baja tetap menyokong tren kenaikan harga.
Konsumsi listrik China pada uni 2025 juga naik sebesar 5,4% (year-on-year) menjadi 867 miliar kilowatt-jam.
Secara kumulatif, dari Januari hingga Juni 2025, konsumsi listrik China tercatat mencapai 4,84 triliun kilowatt-jam, atau meningkat 3,7% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Namun, sentimen dari China tak cukup mendorong harga batu bara. Kabar negatif juga banyak berdatangan.
Ekspor dari Kolombia mengalami penurunan sementara pedagang Rusia masih menjual dengan harga diskon ke negara-negara yang tidak memberlakukan sanksi, yang turut membatasi potensi lonjakan harga global.
Pelemahan dolar AS dan kenaikan harga gas mendukung pasar dalam jangka pendek.
India juga memiliki stok batubara yang sangat besar dan produksi domestik meningkat sehingga mengurangi permintaan impor.
Permintaan ke depan diproyeksi tetap lemah di Turki, China, dan India karena musim hujan (monsoon).
Diskon FOB dan ARA (harga pengiriman) meningkat dan berpotensi menarik kembali minat pembeli ke pasar petcoke, namun ketidakpastian tarif dan murahnya batubara Rusia masih membebani permintaan.
China Ubah Strategi, Kabar Buruk Bagi Indonesia
China sedang mereformasi strategi pasokan batubaranya dan ini akan berdampak besar terhadap batu bara Indonesia.
Berkurangnya impor dari Indonesia mencerminkan pergeseran ke batubara yang lebih efisien, didukung oleh peningkatan produksi domestik dan gejolak harga global. Implikasinya, batubara berkualitas rendah asal Indonesia kini terpukul, sementara permintaan global terhadap batubara berkalori tinggi terus meningkat.
Impor batubara China dari Indonesia yang merupakan pemasok terbesar turun 30% yoy di bulan Juni, hanya mencapai 11,62 juta ton.
Secara kumulatif, impor dari Indonesiapada Januari-Juni 2025 tercatat 90,98 juta ton, turun 12% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Selama Juni, total impor batubara China dari semua negara adalah 33,04 juta ton, turun 26% yoy, dan menjadi level terendah sejak Februari 2023.
Penurunan ini dipicu oleh peralihan ke batubara berkalori tinggi yang lebih efisien energi per ton serta lonjakan produksi domestik China, yang mengurangi ketergantungan impor. Analisis Reuters menyebut bahwa China dan India mulai melirik batubara berkalori tinggi dari negara seperti Mongolia, Afrika Selatan, Kolombia, dan Australia.
Sebagai catatan, China adalah pasar terbesar kedua bagi batu bara Indonesia dengan kontribusi market sekitar 20%.
Source:
Other Article
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Published at
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Detik Kalimantan
Published at
7 Provinsi Penghasil Batu Bara Indonesia, Terbesar di Kalimantan
Tribun Kaltim
Published at
70 Persen Sumber Energi Indonesia Dipasok dari Kalimantan, Ekonomi dan Lingkungan Harus Seimbang
CNBC Indonesia
Published at