Bisnis Indonesia
Published at
May 7, 2025 at 12:00 AM
Emiten Batu Bara Low Tuck Kwong (BYAN) Cetak Laba US$217,91 Juta, Tumbuh 3,45%
Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara milik konglomerat Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) mencatatkan kinerja positif sepanjang kuartal 1/2025 dengan membukukan kenaikan pendapatan laba bersih.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2025, BYAN mencatatkan pendapatan sebesar US$890,14 juta. Angka itu melesat 15,73% year-on-year (YoY) dibandingkan torehan pendapatan perseroan sebesar US$769,12 juta pada kuartal 1/2024.
Sejalan dengan itu, jumlah laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih juga meningkat menjadi US$217,91 juta. Dengan kata lain, laba bersih BYAN meningkat 3,45% YoY dari US$210, 64 juta pada kuartal 1/2024.
Naiknya pendapatan BYAN, ditopang oleh pertumbuhan pendapatan di hampir semua sektor bisnis perseroan. Pada sektor batu bara, BYAN mencatatkan pendapatan sebesar US$1,17 miliar. Angka itu meningkat 2,69% YoY dari US$1,14 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, pendapatan perseroan di sektor non-batu bara bahkan meningkat 55,22% YoY dari US$277,89 juta menjadi US$431,36 juta pada kuartal 1/2025.
Pada saat yang bersamaan, beban pokok pendapatan BYAN juga meningkat 25,80% YoY dari US$456,97 juta pada kuartal 1/2024 menjadi US$574,90 juta pada kuartal 1/2025. Akan tetapi, beban penjualan perseroan justru menurun tipis 4,24% YoY menjadi US$10,51 juta pada kuartal 1/2025.
Penurunan beban penjualan juga sejalan dengan penurunan beban umum dan administrasi sebesar 9,06% YoY dari US$12,13 juta pada kuartal 1/2024 menjadi US$11,03 juta pada kuartal 1/2025, serta penurunan beban keuangan sebesar 28,54% YoY menjadi US$4,62 juta pada kuartal 1/2025.
Adapun, jumlah aset perseroan justru menyusut sebesar 7,79% sepanjang tahun berjalan (year-to-date/YtD). Pada akhir Desember 2024, jumlah aset BYAN menyentuh angka US$3,52 miliar. Kini, jumlah aset BYAN tercatat sebesar US$3,24 miliar pada akhir Maret 2025.
Di lantai Bursa, saham BYAN terpantau menguat 3,32% atau 650 poin ke level harga Rp20.250 per lembar. kendati begitu, sepanjang tahun berjalan 2025, saham BYAN masih terkoreksi 2,06%.
Saham BYAN sempat terkoreksi tajam hingga menyentuh level harga Rp17.025 pada perdagangan 14 April 2025. Angka itu terendah sepanjang tahun 2025.
Pada 2025, BYAN menargetkan akan memproduksi sebanyak 69-72 juta ton batu bara. Manajemen Bayan Resources dalam keterangannya menuturkan volume produksi batu bara pada 2025 diperkirakan meningkat antara 20% hingga 25%, sejalan dengan ekspansi yang berlanjut.
Total produksi batu bara tahun 2025 direncanakan berada dalam kisaran 69-72 juta ton. Sementara itu, volume penjualan batu bara BYAN diperkirakan berada dalam kisaran 70-72 juta ton.
Dengan volume produksi, penjualan, dan proyeksi harga tersebut, BYAN memperkirakan pendapatan pada 2025 akan mencapai US$4,1 miliar hingga US$4,4 miliar.
Di sisi lain, BYAN turut menganggarkan anggaran belanja modal hingga sebesar US$300 juta untuk tahun ini. Dalam panduannya untuk tahun 2025, manajemen BYAN menuturkan bahwa perseroan menganggarkan capex sebesar US$200 juta hingga US$300 juta, yang mayoritas dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur.
"Alokasi capex untuk pengembangan bangunan dan infrastruktur mencapai 86%," kata manajemen BYAN beberapa waktu lalu.
Sementara itu, alokasi capex sebanyak 12% untuk peralatan dan mesin, serta 2% untuk peralatan lainnya.
BYAN juga menjelaskan terdapat sejumlah proyek yang akan menggunakan dana capex tersebut. Proyek tersebut seperti proyek relokasi kamp dan workshop di Tabang, Kalimantan Timur dengan nilai US$100-US$150 juta.
Kemudian, untuk pengadaan dan penggantian alat berat senilai US$34 juta, pembangunan kolam pengendapan baru sebesar US$20-US$30 juta, serta peningkatan fasilitas impor dan ekspor dermaga BCT tahap 6 sebesar US$20-US$30 juta.
Proyek lain yang juga akan digarap emiten milik Low Tuck Kwong ini pada 2025 adalah pengaspalan jalan angkut Muara Pahu sebesar US$10-US$20 juta, pengalihan aliran sungai sebesar US$10-US$20 juta, serta penambahan pemuat tongkang ke-4 di Muara Pahu US$10-US$20 juta.
Source:
Other Article
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Published at
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
CNBC Indonesia
Published at
Ada Aturan Baru Royalti Batu Bara, BUMI-Adaro Bisa Bernapas Lega
Reuters
Published at
Adani Enterprises fourth-quarter profit drops on coal trading weakness
Ekonomi
Published at