Kompasiana
Published at
May 28, 2025 at 12:00 AM
Dari Batubara ke Nuklir: Menjelejahi Solusi Energi Bersih Indonesia untuk Masa Depan Bebas Emisi
Halo Pengamat Lingkungan, Isu mengenai lingkungan selalu menjadi perbincangan trending karena hal tersebut sangat bersentuhan langsung dengan kehidupan.Pasalnya, hal yang dibahas oleh penulis kali ini adalah Keterhubungan antara listrik yang kita gunakan setiap hari dengan lingkungan yang kita tinggali.
Isu tentang Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang berasal dari Batu Bara telah lama menjadi perbincangan.Isu tersebut, kembali diangkat ketika debat pilres pasca pemerintahan Pak Anies menjadi Gubernur di DKI Jakarta dulu.Dalam isu tersebut dibahas tentang DKI Jakarta yang pernah mengalami polusi udara terburuknya.Pak Anies menjelaskan dalam debatnya, bahwa hal tersebut terjadi karena banyaknya PLTU disekitar jakarta, ditambah karena adanya angin yang mendorong semua polusi itu ke satu tempat di Jakarta.Tentu hal ini menjadi garis besar bahwa masih menjadi tanda tanya kenapa PLTU bersumber batu bara tidak kunjung di ubah menjadi Pembangkit lain yang lebih baik dalam sisi peningkatan emisi karbon.Pasalnya jenis Pembangkit ini merupakan pembangkit yang sangat merusak alam khususnya menambah emisi.Hebatnya, pembangkit ini merupakan salah satu yang paling banyak digunakan di Indonesia dengan jumlah sebesar 135 PLTU(Data 2023,
Pembakaran batu bara melepaskan sejumlah besar CO2, gas rumah kaca utama yang berkontribusi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. PLTU batu bara disebut sebagai kontributor utama pemanasan global. Sebagai perbandingan, PLTU batu bara dapat menghasilkan sekitar 800 gram CO2 per kilowatt jam (kWh), jauh lebih tinggi dibandingkan dengan EBT (energi surya, panas bumi, tenaga air) yang hanya menghasilkan 24–48 gram CO2 per kWh.
Polutan Udara Berbahaya
PLTU batu bara juga mengeluarkan polutan udara yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan, antara lain:
1. Sulfur Dioksida (SO2): Menyebabkan hujan asam dan masalah pernapasan.
2.Nitrogen Oksida (NOx): Berkontribusi pada kabut asap dan masalah pernapasan.
3.Partikulat (PM2.5): Partikel sangat kecil yang dapat masuk jauh ke dalam paru-paru dan menyebabkan masalah pernapasan, jantung, dan kanker.
4.Merkuri (Hg), Arsenik (As), Timbal (Pb): Logam berat berbahaya yang dapat mencemari air, tanah, dan rantai makanan, berdampak serius pada kesehatan.
Contohnya adalah pada kasus PLTU Captive di Sulawesi
Pencemaran Air di sekitar PLTU
Limbah dari pertambangan dan pembakaran batu bara seringkali mengandung logam berat dan bahan kimia berbahaya yang dapat mencemari sungai, danau, dan sumber air tanah, mengancam kehidupan akuatik dan kesehatan manusia.
Limbah Padat (Fly Ash and Bottom Ash - FABA)
Hasil pembakaran batu bara menghasilkan abu terbang (fly ash) dan abu dasar (bottom ash) yang merupakan limbah padat. Meskipun FABA telah dihapus dari kategori limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) di Indonesia, pengelolaannya tetap memerlukan perhatian khusus agar tidak mencemari lingkungan.
ISU DEFISIT DAYA
Tak jarang, kita mendengar kasus mengenai pemadaman listrik baik terencana, maupun tak terencana.Hal tersebut salah satunya diakibatkan dari kurangnya daya yang dimiliki dari keterbatasan pembangkit.Hal semacam ini masih dapat ditemui seperti pada kasus "Buntut Pemeliharaan PLTMG Pomako, PLN Timika Lakukan Pemadaman Bergilir 23 April – 1 Mei 2025"
BERPINDAH KE PLTN
Pernahkan kalian melihat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir?Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau disingkat PLTN, merupakan pembangkit listrik bersumber nuklir.Di Indonesia masih belum terdapat PLTN yang berjalan.Namun rencana untuk membuat PLTN telah ada dan mengalami jatuh bangkit.Di negara Eropa, Isu mengenai defisit daya dan emisi karbon akibat sektor energi jarang sekali ditemukan.Hal ini karena mereka sangat jarang menggunakan PLTU dan sangat memerhatikan lingkungan.Salah satu Pembangkit yang sangat ramah dengan Lingkungan serta memberi Daya yang sangat besar adalah PLTN.Di negara Asia, tingkat penggunaan PLTN masih sangat Rendah.
KEUNGGULAN PLTN
Berikut merupakan keunggulan PLTN :
1.Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca
2.Hanya sedikit menghasilkan limbah padat
3.Tidak mencemari udara karena tidak menghasilkan gas berbahaya, seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, aerosol, merkuri, nitrogen oksida, partikulat, dan asap foto kimia
4.Biaya bahan bakar rendah
5.Menggunakan baterai nuklir
6.Ketersediaan bahan bakar yang melimpah
Sudah saatnya kita melihat lebih jauh dari kebergantungan pada PLTU batu bara yang membebani bumi dengan emisi. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), dengan kemampuannya memasok listrik dalam jumlah besar secara stabil dan tanpa emisi karbon selama operasi, menawarkan jalur yang menjanjikan menuju masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Mari bersama-sama membuka pikiran dan berdiskusi, bagaimana kita bisa mewujudkan transisi energi ini, demi langit yang lebih biru dan bumi yang lebih sehat untuk generasi mendatang. Masa depan energi yang ramah lingkungan ada di tangan kita.
Source:
Other Article
IDX Channel.com
Published at
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Published at
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
CNBC Indonesia
Published at
Ada Aturan Baru Royalti Batu Bara, BUMI-Adaro Bisa Bernapas Lega
Bloomberg Technoz
Published at
Ada Donald Trump di Balik Kenaikan Harga Batu Bara
Kontan
Published at