Bisnis.com, JAKARTA - Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) mencatat konsumsi batu bara di kawasan ASEAN pada 2025 diperkirakan mencapai sekitar 516 juta ton (Mt), meningkat sekitar 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Peningkatan konsumsi tersebut didorong oleh ekspansi ekonomi regional, pertumbuhan jumlah penduduk, serta melonjaknya kebutuhan listrik, terutama untuk mendukung industri pengolahan logam dan pengoperasian pembangkit listrik captive di sejumlah negara ASEAN.

IEA menilai, sektor industri berat masih menjadi kontributor utama kenaikan permintaan batu bara, seiring dengan tingginya kebutuhan energi yang stabil dan berbiaya relatif murah. Selain itu, pertumbuhan kapasitas pembangkit listrik berbasis batu bara yang melayani kebutuhan internal industri turut memperkuat tren peningkatan konsumsi.

Meski sejumlah negara ASEAN terus mendorong transisi energi dan pengembangan sumber energi terbarukan, IEA mencatat batu bara masih memegang peran penting dalam bauran energi kawasan. Hal ini terutama terjadi di negara-negara dengan pertumbuhan industri yang pesat dan keterbatasan infrastruktur energi alternatif.

IEA menekankan bahwa tantangan ke depan bagi negara-negara ASEAN adalah menyeimbangkan kebutuhan pertumbuhan ekonomi dan ketahanan energi dengan komitmen penurunan emisi karbon, melalui percepatan investasi energi bersih, peningkatan efisiensi energi, serta pengelolaan penggunaan batu bara yang lebih berkelanjutan.