JAKARTA, investor.id – Harga batu bara terus menanjak pada Rabu (30/4/2025). Hal itu ditopang potensi gangguan pasokan dari Australia.

Harga batu bara Newcastle untuk Mei 2025 naik US$ 0,25 menjadi US$ 97,5 per ton. Sedangkan Juni 2025 menguat US$ 0,55 menjadi US$ 101 per ton. Sementara itu, Juli 2025 terkerek US$ 0,8 menjadi US$ 104 per ton.

Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk Mei 2025 naik US$ 0,65 menjadi US$ 93,65. Sedangkan, Juni 2025 terkerek US$ 0,85 menjadi US$ 95,55. Sedangkan pada Juli 2025 menguat US$ 0,65 menjadi US$ 95,95.

Dikutip dari Trading View, harga batu bara Newcastle kembali menguat ke level US$ 97 per ton, setelah sebelumnya sempat anjlok ke titik terendah dalam empat tahun terakhir di US$ 93,7 pada 23 April 2025.

Kenaikan ini dipicu oleh potensi gangguan pasokan dari Australia, yang untuk sementara mengimbangi tekanan negatif dari melimpahnya pasokan di Asia dan lemahnya permintaan global.

Produsen utama Australia, Whitehaven, mencatat bahwa cuaca buruk pada kuartal pertama Maret menghambat aktivitas ekspor di akhir April, sehingga menghentikan penurunan harga batu bara termal Australia.

Turun 20%

Namun secara keseluruhan, harga batu bara tetap turun lebih dari 20% sejak awal tahun 2025. Salah satu penyebabnya adalah musim dingin yang lebih hangat di China, yang menekan permintaan listrik untuk pemanas rumah tangga dan ekspor batu bara termal.

Tekanan ini semakin besar karena pembangkit listrik tenaga batu bara di China mencatat penurunan output sebesar 1,3% secara tahunan dalam dua bulan pertama tahun ini.

Sementara itu, produksi batu bara Indonesia mencetak rekor baru dengan mencapai 836 juta ton pada tahun 2024, atau melampaui target awal sebesar 18%. Meski begitu, permintaan terhadap batu bara termal tetap dibatasi oleh meningkatnya investasi dalam energi alternatif.

Sebagai tambahan, China berencana meningkatkan produksi batu bara sebesar 1,5% menjadi 4,82 miliar ton pada tahun 2025, setelah mencetak rekor output pada tahun sebelumnya.