PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatat volume angkutan barang periode Januari-Oktober 2025 sebesar 57.556.900 ton. Angka tersebut naik 0,69 persen jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar 57.161.592 ton.

Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengatakan kargo batu bara menjadi penyumbang paling banyak dengan angka 47,77 juta ton atau 83 persen dari keseluruhan angkutan barang. “Angkutan batu bara KAI memastikan pasokan energi ke pembangkit listrik dan industri tetap terjaga,” katanya dalam keterangan tertulis pada Senin, 10 November 2025.

Batu bara tersebut paling banyak diangkut menuju pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) untuk suplai listrik. Pengangkutan ini, kata Anne, salah satu bagian dari upaya swasembada energi yang direncanakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

KAI juga melayani angkutan komoditas strategis selain batu bara, di antaranya semen dan klinker, peti kemas, bahan bakar minyak, produk perkebunan, pupuk, dan barang ritel. Semuanya berperan vital menjaga pasokan industri dan konsumsi nasional.

“Setiap ton barang yang diangkut melalui rel bukan hanya efisiensi logistik, tetapi juga kontribusi nyata terhadap pengurangan emisi karbon dan peningkatan keselamatan transportasi,” tutur Anne.

Melalui angkutan barang, KAI mendukung upaya pemerintah menghapus truk dengan muatan lebih atau Over Dimension Over Loading pada tahun 2026. Jaringan logistik melalui kereta api dengan kapasitas besar diklaim mampu mengangkut barang dengan volume besar secara aman dan efisien.

Seluruh lokomotif dan genser KAI sejak Februari 2025 juga telah menggunakan biosolar B40. Langkah ini untuk mencapai target nol emisi pada 2060 dan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan.