Tujuan dari pengembangan komoditas batubara dan mineral adalah untuk membantu Indonesia mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen, menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia.

“Bertumbuhnya PDB dan pendapatan per kapita harus dilakukan dengan strategi terobosan baru. Pengembangan hilir adalah salah satu instrumen untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang kita harapkan,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Jumat.

Berdasarkan Rencana Jalan Investasi Strategis untuk Pengembangan Hilir, pemerintah telah memproyeksikan total investasi sebesar US$618 miliar, yang akan dialokasikan ke 28 komoditas hilir, tambahnya.

Sekitar 91 persen investasi tersebut akan difokuskan pada sektor energi dan sumber daya mineral, terutama pada batubara, komoditas mineral, dan minyak dan gas, katanya.

Menurut Lahadalia, Indonesia memiliki sumber daya batubara dan mineral yang sangat besar. Sumber daya ini tidak hanya melimpah tetapi juga strategis penting untuk berbagai industri, termasuk energi, infrastruktur, teknologi, dan manufaktur.

Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia, menguasai 42 persen cadangan global. Indonesia juga merupakan produsen timah terbesar, menguasai 34,47 persen cadangan dunia.

Negara ini memiliki 9,8 persen cadangan bauksit dunia, menempati peringkat keempat secara global. Indonesia adalah produsen tembaga terbesar kesembilan, dengan 2 persen cadangan tembaga global. Selain itu, Indonesia memiliki 3 persen cadangan batu bara dunia, menempati peringkat keenam secara global.

Dengan 5,8 persen cadangan emas dunia, Indonesia menempati peringkat keempat secara global.

Sumber: https://bisnisupdate.com/berita-populer/indonesia-mengejar-pertumbuhan-8-persen-melalui-penurunan-hulu-batubara-dan-mineral/144041/