CNBC Indonesia
Tayang pada
9 Juni 2025 pukul 00.00
Video: DEN Soal RI Masih Perlu PLTU Batu Bara hingga Pembangkit Nuklir
Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah RI dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 menargetkan penambahan pembangunan pembangkit listrik sebesar 69,5 Gigawatt. Target ini terdiri atas 61% atau 42,6 GW berasal dari pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT), 15% atau 10,3 GW berasal dari Storage dan 25% atau 16,6 GW berasal dari pembangkit energi fosil yakni gas dan batu bara.
Terkait rencana penambahan pembangkit EBT yang lebih besar dari pembangkit fosil, Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Agus Puji menyebutkan strategi ini selaras dengan rencana transisi energi menuju target Net Zero Emission 2060. Meski demikian masih terdapat pembangunan 6,3 GW pembangkit Batu barat yang memang belum bisa dihapus secara permanen namun direncanakan akan menggunakan teknologi CCS (Carbon Capture and Storage) dan CCUS (Carbon Capture, Utilization and Storage) untuk mengurangi emisi karbonnya.
Di sisi lain RUPTL juga memuat rencana pembangunan pembangkit Nuklir 500 Megawatt sebagai sumber energi EBT yang bisa menjadi penyeimbang transisi energi
Seperti apa DEN melihat RUPTL 2025-2034? Selengkapnya simak dialog Maria Katarina dan Savira Wardoyo dengan FX Analyst CNBC Indonesia Research, Revo Gilang Firdaus dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Selasa, 03/06/2025)
Sumber:
Artikel Lainnya
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Tayang pada
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Detik Kalimantan
Tayang pada
7 Provinsi Penghasil Batu Bara Indonesia, Terbesar di Kalimantan
CNBC Indonesia
Tayang pada
Ada Aturan Baru Royalti Batu Bara, BUMI-Adaro Bisa Bernapas Lega
Bloomberg Technoz
Tayang pada