Kompas
Tayang pada
14 November 2025 pukul 00.00
Uji Coba B50 Awal Desember, Pemerintah Janji Transparan
NUSA DUA, KOMPAS - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menargetkan uji coba formula biodiesel 50 persen atau B50 pada awal Desember 2025. Pemerintah pun menjanjikan proses uji coba dilakukan secara transparan, termasuk jika terdapat kendala teknis dalam pelaksanaannya.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan, pemerintah telah menetapkan program bahan bakar hasil campuran 50 persen minyak sawit atau B50. Kebijakan untuk mengurangi impor solar itu ditargetkan tahun 2026.
Pihaknya pun telah merampungkan laboratorium pengujian. Formula B50 itu bakal diuji di sektor otomotif, pertanian, pertambangan, hingga kelistrikan. Kendaraan uji yang akan digunakan adalah mobil penumpang dan alat berat. Jenis solar dengan kandungan sulfur rendah pun akan disiapkan.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Eniya Listiani Dewi saat diwawancara di Nusa Dua, Bali, Kamis (13/11/2025).
”Rencana uji (B50) semula dijadwalkan akhir November ini. Tetapi, karena penyesuaian jadwal Bapak Menteri (ESDM), kemungkinan besar dimulai awal Desember, perkiraan saya tanggal 3,” ujar Eniya di sela-sela Indonesia Palm Oil Conference and 2026 Price Outlook (IPOC) di Nusa Dua, Bali, Kamis (13/11/2025).
Forum internasional ke-21 yang membahas terkait industri sawit itu digelar oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki). Dalam kegiatan itu, Eniya memaparkan kesiapan Indonesia untuk mengimplementasikan B50 sebagai komitmen mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
Kami tetap akan melakukan uji B50 secara transparan. Jika ditemukan masalah, misalnya mesin (kendaraan yang diuji) rusak di 30.000 kilometer atau genset tidak bisa beroperasi, hasilnya akan kami laporkan apa adanya
Menurut Eniya, uji coba B50 bisa berlangsung dua hingga delapan bulan, tergantung sektornya. ”Yang jelas, kami tetap akan melakukan uji B50 secara transparan. Jika ditemukan masalah, misalnya mesin (kendaraan yang diuji) rusak di 30.000 kilometer atau genset tidak bisa beroperasi, hasilnya akan kami laporkan apa adanya,” ungkapnya.
Di sisi lainnya, ia juga mengingatkan pentingnya kesiapan industri otomotif dan produsen suku cadang untuk menyesuaikan materialnya dengan penggunaan formula B50. Kadar biodiesel yang tinggi, katanya, berpotensi menyebabkan pengembangan pada komponen karet, seperti selang dan segel mesin.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengisi bahan bakar nabati ke mobil pada acara soft launching Biodiesel B-50 untuk Ketahanan Energi Nasional di Pabrik Biodiesel PT Jhonlin Agro Raya (JAR) Tbk, Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Minggu (18/8/2024).
Pihaknya terbuka dengan masukan dari berbagai pemangku kebijakan terkait penerapan B50. Eniya menuturkan, pihaknya telah bertemu dengan sekitar 60 pemangku kebijakan untuk berdiskusi. ”Kami ingin semuanya terlibat dari awal. Hasil pengujian nanti akan kami buka agar bisa menjadi dasar bersama dalam mengambil keputusan,” ucapnya.
Apalagi, Eniya mengakui, penerapan B50 membutuhkan pasokan minyak sawit yang cukup. Selama ini, dalam implementasi B40, alokasi biodiesel yang dibutuhkan mencapai 15,6 juta kiloliter. Hingga November 2025, diperkirakan realisasi biodiesel mencapai 12,7 juta kiloliter.
Dengan implementasi B50, ditargetkan produksi biodiesel mencapai 17,6 juta kiloliter dan 22,9 juta kiloliter pada 2030. Tingginya kebutuhan akan berdampak pada industri sawit, seperti harga tandan buah segar, pasokan minyak sawit, hingga potensi penurunan pada ekspor produk sawit yang berujung pengurangan devisa.
”Kami sedang mengumpulkan seluruh hasil kajian, termasuk dampak harga dan suplai. Semuanya akan dibahas bersama-sama, termasuk tentang suplai dan produktivitas sawit,” ujar Eniya.
Pihaknya juga memperhitungkan aspek ekonomi program B50, terutama selisih harga antara solar dan biodiesel. Saat kebijakan B40 berjalan pada 2024, katanya, selisih harga atau HIP masih sekitar Rp 900 - Rp 1.000 per liter. Namun, saat harga minyak sawit mentah (CPO) naik, selisihnya membengkak hingga Rp 6.200 per liter.
Sejumlah stan pameran menampilkan produknya dalam Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) and 2026 Price Outlook di Nusa Dua, Bali, Kamis (13/11/2025). Forum internasional yang telah berlangsung ke-21 kali itu membahas terkait potensi dan tantangan industri sawit.
Sejumlah stan pameran menampilkan produknya dalam Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) and 2026 Price Outlook di Nusa Dua, Bali, Kamis (13/11/2025). Forum internasional yang telah berlangsung ke-21 kali itu membahas terkait potensi dan tantangan industri sawit.
”Kalau selisih terlalu besar, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit bisa jebol. Jadi, semua harus diperhitungkan matang. Kami berharap harga CPO tetap stabil, petani tetap untung, tapi skema insentif juga berkelanjutan,” uja Eniya.
Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma Kementerian Pertanian Baginda Siagian mengakui, saat ini, produksi CPO Indonesia belum optimal jika dibandingkan dengan Malaysia. Produksi CPO dalam negeri diperkirakan 48,12 juta ton. Angka itu berasal dari lahan sawit 16,8 juta hektar.
Salah satu kendala produksi, katanya, adalah kebun sawit yang sudah tidak produktif karena tua, terutama sawit rakyat. Rata-rata produksi sawit rakyat hanya 3,1 ton per hektar. Dengan kebijakan B50, kebutuhan dalam negeri akan CPO akan meningkat sedangkan permintaan luar negeri juga masih tinggi.
”Apakah kita akan mengorbankan kebutuhan dalam negeri untuk ekspor? Nanti ada kejadian kelangkaan (produk sawit) lagi,” ucapnya. Itu sebabnya, pihaknya berupaya meningkatkan produktivitas CPO dengan program peremajaan sawit rakyat hingga pengembangan 400.000 hektar lahan untuk petani plasma.
Ketua Umum Gapki Eddy Martono mengatakan, industri sawit merupakan penopang ekonomi Indonesia. Jumlah devisa yang dihasilkan (sampai September 2025) mencapai 27,3 miliar dollar AS (Rp 456 triliun).
Jumlah ini melonjak 40 persen secara tahunan. ”Sawit bukan sekadar komoditas, tetapi fondasi surplus perdagangan Indonesia, dan pahlawan devisa ekspor kita,” ujarnya.
Sumber:
Artikel Lainnya
Bisnis Indonesia
Tayang pada
10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
Kontan
Tayang pada
190 IUP Ditangguhkan ESDM: IMA, APBI, dan APNI Pastikan Anggotanya Aman
CNBC Indonesia
Tayang pada
190 Izin Tambang Ditangguhkan, Dirjen Minerba Beberkan Alasannya
CNBC Indonesia
Tayang pada