BISNIS
Tayang pada
29 Oktober 2025 pukul 00.00
Transisi Energi Hijau, India Pensiun Dini Pembangkit Listrik Tenaga Batubara Pada 2030
Bisnis.com, JAKARTA — India siap mengganti beberapa pembangkit listrik tenaga batu bara tertua dan paling berpolusi di negara itu pada akhir dekade ini.
CEO Tata Power Co Praveer Sinha mengatakan Armada energi terbarukan negara yang berkembang pesat, termasuk fasilitas yang menggabungkan pembangkitan dan penyimpanan, yang dijadwalkan beroperasi dalam lima tahun, akan memperkuat stabilitas jaringan listrik nasional.
"Ini hanya masalah waktu. Ada banyak pembangkit listrik di India yang berusia lebih dari 40 tahun, dan merekalah yang pertama kali harus dirobohkan karena tidak hanya menghasilkan polusi yang lebih banyak, tetapi juga sangat tidak efisien," ujarnya dilansir Bloomberg, Selasa (28/10/2025).
Berdasarkan Global Energy Monitor, batubara masih memenuhi sekitar dua pertiga kebutuhan listrik India dan pemerintah mengumumkan rencana untuk menambah hampir 90 gigawatt kapasitas tambahan hingga tahun 2032. Hampir seperempat dari 290 pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar fosil berusia lebih dari 25 tahun, pembangkit listrik tenaga batu bara biasanya mulai kehilangan efisiensi.
India telah menjadi pendukung setia hak negara-negara berkembang untuk memprioritaskan ketahanan energi di atas isu-isu lingkungan, dengan menekankan rendahnya emisi per kapita warganya.
Negara Asia Selatan ini sedang menerapkan lebih dari 220 gigawatt energi bersih, dan pemerintah berencana untuk meningkatkannya lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030. Namun, permintaan listrik tumbuh pesat, melampaui kemampuannya untuk menyuntikkan energi terbarukan ke dalam jaringan listrik. Perubahan iklim menambah tantangan, mempersulit prediksi. Sektor tenaga surya dan angin negara ini juga masih sangat bergantung pada impor dari Tiongkok agar tetap kompetitif.
"Variabilitas iklim merupakan salah satu alasan mengapa ada keputusan-keputusan tertentu untuk meningkatkan penggunaan batu bara, yang mungkin tidak diperlukan sebelumnya," kata Sinha.
Menurutnya, skala yang dibutuhkan untuk menjaga agar energi terbarukan tetap terjangkau akan sulit dicapai oleh India sendiri. Namun, upaya untuk membangun rantai pasokan yang lebih tangguh akan menjadi faktor penting karena upaya tersebut akan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi teknologi-teknologi masa depan yang saat ini sedang dieksplorasi.
Sumber:
Artikel Lainnya
Bisnis Indonesia
Tayang pada
10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
Kontan
Tayang pada
190 IUP Ditangguhkan ESDM: IMA, APBI, dan APNI Pastikan Anggotanya Aman
CNBC Indonesia
Tayang pada
190 Izin Tambang Ditangguhkan, Dirjen Minerba Beberkan Alasannya
CNBC Indonesia
Tayang pada