Kompas
Tayang pada
2 Juni 2025 pukul 00.00
TBS Energi Utama (TOBA) Lepas PLTU di Minahasa Utara
JAKARTA, KOMPAS.com - PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) melaporkan selesainya divestasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Dengan penyelesaian divestasi aset PLTU di Minahasa Utara berkapasitas 100 MW, TBS akan mengurangi emisi karbon lebih dari 45 persen atau sekitar 777.000 ton CO2e per tahun.
Langkah ini sejalan dengan roadmap TBS2030 dan komitmen perseroan untuk tumbuh secara bertanggung jawab di sektor pengelolaan limbah, mobilitas listrik dan energi terbarukan.
Adapun saat ini, divestasi terhadap satu lagi aset PLTU di Gorontalo telah rampung. Aksi atas kedua aset ini akan menyumbang kepada pengurangan emisi karbon TBS secara total sebesar 80 persen atau sekitar 1,3 juta ton CO2e per tahun.
Ke depan, TBS akan terus memperkuat fondasi bisnis hijau dan menjajaki peluang pertumbuhan di bidang solusi pengelolaan limbah, mobilitas listrik, serta energi terbarukan, dengan komitmen pada profitabilitas dan dampak positif jangka panjang.
“TBS terus melanjutkan agenda transformasi dengan disiplin dan optimisme. Kami melihat kuartal ini sebagai bagian penting dari perjalanan TBS membangun model bisnis yang lebih berkelanjutan,” kata Juli Oktarina, Direktur TBS dalam siaran pers, Kamis (29/5/2025).
Perseroan melaporkan pendapatan konsolidasian sebesar 71,5 juta dollar AS, turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, seiring dengan perubahan komposisi bisnis dan selesainya divestasi PLTU.
EBITDA disesuaikan mencapai 15,8 juta dollar AS, sementara total arus kas bersih mencapai 44,1 juta dollar AS, yang berdampak pada peningkatan posisi cash balance menjadi sebesar 126,1 juta dollar AS di akhir kuartal ini.
Adapun total aset perseroan meningkat 11 persen menjadi 1,048 miliar dollar AS, didorong ekspansi di sektor energi terbarukan dan pengelolaan limbah. Di sisi lain, total ekuitas tercatat sebesar 359,6 juta dollar AS, akibat penyesuaian akuntansi non-recurring atas divestasi aset PLTU.
"Hal ini merupakan dampak yang bersifat sementara dan tidak berulang, serta tidak berkaitan langsung dengan kinerja operasional maupun total arus kas usaha perseroan yang tetap menunjukkan tren positif," tutur Juli.
Sumber:
Artikel Lainnya
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Tayang pada
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
CNBC Indonesia
Tayang pada
Ada Aturan Baru Royalti Batu Bara, BUMI-Adaro Bisa Bernapas Lega
Bloomberg Technoz
Tayang pada
Ada Donald Trump di Balik Kenaikan Harga Batu Bara
Kontan
Tayang pada