Merdeka
Tayang pada
24 Agustus 2025 pukul 00.00
Tahukah Anda? Kemitraan Energi RI-Bangladesh Perkuat Ketahanan, Nilai Ekspor Batu Bara Capai Rp16 Triliun
Indonesia dan Bangladesh berkomitmen kuat untuk mempererat kemitraan strategis demi mencapai ketahanan sektor energi di kedua negara Asia. Kerja sama ini menjadi krusial di tengah dinamika energi global yang penuh tantangan. Pertemuan komite bersama pertama antara kedua negara di Yogyakarta pada Jumat, 22 Agustus, menjadi tonggak penting.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana, yang memimpin delegasi Indonesia, menekankan urgensi kolaborasi ini. Ia menyatakan bahwa baik Indonesia maupun Bangladesh menghadapi tantangan ganda. Tantangan tersebut meliputi memastikan ketahanan energi dan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik yang berkelanjutan.
Selain itu, kedua negara juga berupaya keras untuk melakukan transisi menuju sistem energi yang lebih ramah lingkungan. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang Kerja Sama Energi pada 4 September 2023, menandai langkah konkret dalam hubungan bilateral.
Fokus Kemitraan dan Tantangan Global
Dadan Kusdiana menjelaskan bahwa Indonesia dan Bangladesh memiliki hubungan ekonomi yang erat, tercermin dari nilai perdagangan bilateral yang mencapai 2,94 miliar dolar AS pada tahun 2024. Dalam angka tersebut, ekspor batu bara Indonesia mendominasi secara signifikan, mencapai 1,05 miliar dolar AS atau setara 13,2 juta ton. Ini menunjukkan peran vital batu bara dalam kemitraan energi RI-Bangladesh.
Selain batu bara, Indonesia juga mengekspor minyak sawit, arang besi (clinker), dan produk kimia ke Bangladesh. Sebaliknya, Bangladesh memasok tekstil, produk anyaman, dan alas kaki ke Indonesia, menciptakan keseimbangan dalam hubungan dagang. Kemitraan energi RI-Bangladesh ini tidak hanya berfokus pada perdagangan komoditas, tetapi juga pada aspek keberlanjutan.
Indonesia menegaskan kesiapannya untuk mendukung kebutuhan energi Bangladesh, khususnya dalam pasokan batu bara yang stabil dan terjangkau. Komitmen ini juga mencakup pengembangan teknologi batu bara bersih dan energi berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk mengurangi emisi karbon sambil tetap memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat.
Potensi Kolaborasi dan Dukungan SDM
Dengan kapasitas pembangkit listrik nasional yang telah mencapai 105 GW hingga pertengahan 2025, di mana 15 persen di antaranya berbasis energi terbarukan, Indonesia optimis dapat menjadi mitra strategis bagi Bangladesh. Kemitraan energi RI-Bangladesh ini membuka peluang kolaborasi yang luas. Indonesia juga membuka kesempatan kolaborasi di bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM) energi.
Dua politeknik di bawah Kementerian ESDM, yaitu Politeknik Energi dan Mineral Akamigas Cepu serta Politeknik Energi dan Pertambangan Bandung, siap mendukung peningkatan kapasitas tenaga kerja sektor energi di kedua negara. Ini menunjukkan komitmen Indonesia tidak hanya pada pasokan energi, tetapi juga pada transfer pengetahuan dan keahlian. Kerja sama SDM ini diharapkan dapat memperkuat fondasi sektor energi di Bangladesh.
Pertemuan tersebut tidak hanya memperkuat persahabatan, tetapi juga meletakkan dasar bagi kerja sama jangka panjang di bidang energi kedua negara. Indonesia terbuka dengan kesempatan kolaborasi dengan Bangladesh dalam membangun infrastruktur energi, pembangkit listrik baru, memajukan proyek minyak dan gas bumi (migas), serta meningkatkan inisiatif energi terbarukan. Sinergi ini diharapkan membawa manfaat besar bagi masyarakat kedua negara.
Visi Bangladesh dan Peluang Masa Depan
Secretary of Power Division of Bangladesh, Farzana Mamtaz, menyampaikan bahwa melalui pertemuan ini, Bangladesh berupaya memperdalam kerja sama di subsektor kelistrikan dan energi. Kedua subsektor tersebut merupakan bidang fundamental bagi pembangunan kedua negara. Kemitraan energi RI-Bangladesh sangat vital mengingat pertumbuhan ekonomi Bangladesh yang pesat.
Mamtaz menjelaskan bahwa saat ini hampir seluruh penduduk Bangladesh memiliki akses listrik. Namun, seiring dengan aspirasi mereka untuk menjadi negara maju, permintaan energi terus meningkat. Kondisi ini membutuhkan inovasi dalam negeri dan kemitraan internasional yang lebih kuat. Indonesia, dengan kekayaan sumber daya energi dan keahlian teknologi, dipandang sebagai sahabat terpercaya di Asia.
Bangladesh telah mengadopsi Renewable Energy Policy 2025, yang menargetkan 20 persen energi terbarukan pada 2030 dan 30 persen pada 2040. Proyek PLTS atap dan angin pesisir tengah berkembang pesat di Bangladesh. Mamtaz berpendapat bahwa pengalaman dan teknologi yang dimiliki Indonesia dapat mempercepat pencapaian target-target tersebut, memperkuat kemitraan energi RI-Bangladesh di masa depan.
Sumber: AntaraNews
Sumber:
Artikel Lainnya
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Tayang pada
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Bloomberg Technoz
Tayang pada
5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara
Detik Kalimantan
Tayang pada
7 Provinsi Penghasil Batu Bara Indonesia, Terbesar di Kalimantan
Tribun Kaltim
Tayang pada