Business Insight
Tayang pada
20 Mei 2025 pukul 00.00
Rayuan Insentif Buat Hilirisasi Batubara
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen batubara yang hendak melakukan hilirisasi kini dapat bernapas lega. Pemerintah berencana memberikan sejumlah insentif untuk memuluskan agenda hilirisasi komoditas batubara.
Kebijakan yang disiapkan misalnya, pemberian Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) secara prioritas ke BUMN dan badan usaha swasta yang mengembangkan hilirisasi. Serta perubahan pemanfaatan ruang dan kawasan pada WIUP/WIUPK yang telah ditetapkan.
Pemerintah juga akan memberikan jangka waktu operasi produksi hingga 30 tahun untuk pertambangan batubara yang terintegrasi dengan hilirisasi. Hal ini disertai jaminan perpanjangan setiap 10 tahun hingga cadangan habis. Lalu, tarif iuran produksi atau royalti ditetapkan sebesar 0% untuk jenis hilirisasi tertentu.
Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan menilai, di atas kertas, rencana pemberian sejumlah insentif ini menjadi sentimen positif bagi emiten produsen batubara, terutama yang sudah mendapat mandat untuk melakukan proyek hilirisasi. Misalnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), dan PT Indika Energy Tbk (INDY).
Keberadaan insentif sangat penting mengingat proyek hilirisasi batubara membutuhkan modal besar dengan periode balik modal cukup panjang. "Insentif ini bisa membantu menekan biaya, memperbaiki proyeksi internal rate return, dan membuat proyek ini lebih layak secara bisnis," katanya, Jumat (16/5).
Margin keuntungan
PTBA sedang menggarap beberapa proyek terkait hilirisasi batubara. Di antaranya, konversi batubara menjadi arficial graphite dan anode sheet untuk bahan baku baterai lithium-ion. PTBA juga mencari investor strategis untuk melanjutkan proyek hilirisasi batubara menjadi dymethil ether (DME) sebagai subtitusi produk LPG.
Sedangkan BUMI menggelar agenda hilirisasi lewat PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia, hendak mengembangkan proyek hilirisasi batubara menjadi metanol. Ada pula INDY yang melalui Kideco Jaya Agung mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) serta produksi amonia dan urea sebagai langkah dari hilirisasi batubara.
Investment Analyst Edvisor Provina Visindo Indy Naila menambahkan, jika pemberian insentif terlaksana, margin profitabilitas emiten yang mengerjakan proyek hilirisasi dapat meningkat.
Ekky menilai, saham-saham emiten batubara yang mengerjakan proyek hilirisasi layak dibeli, namun tetap harus selektif. Harga saham PTBA ditargetkan dapat mencapai kisaran Rp 3.000-Rp 3.200, lalu target saham INDY Rp 2.000, serta target harga BUMI Rp 150 per saham.
Sementara Indy merekomendasikan beli saham PTBA dengan target harga Rp 3.000. Begitu juga saham INDY dengan target harga Rp 1.760. Lalu, saham BUMI direkomendasikan speculative buy dengan target Rp 175 per saham.
Sumber:
Artikel Lainnya
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Tayang pada
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
CNBC Indonesia
Tayang pada
Ada Aturan Baru Royalti Batu Bara, BUMI-Adaro Bisa Bernapas Lega
Bloomberg Technoz
Tayang pada
Ada Donald Trump di Balik Kenaikan Harga Batu Bara
Kontan
Tayang pada