Bloomberg Technoz

Tayang pada

11 Agustus 2025 pukul 00.00

5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara

Bloomberg Technoz, Jakarta – PT Bukit Asam (Persero) Tbk. (PTBA) tengah mengembangkan setidaknya lima proyek hilirisasi batu bara strategis.

Beberapa proyek itu di antaranya mendorong gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME); gas alam sintetis; metanol; amonia; grafit artifisial dan lembaran anoda; hingga asam humat dan asam fulvat.

Sejumlah proyek yang telah masuk tahap riset dan pengembangan atau research and development (R&D) di antaranya grafit artifisial dan lembaran anoda, serta asam humat.

Sementara itu, proyek lainnya seperti DME, gas alam sintetis, metanol sampai amonia masih dalam fase validasi kelayakan komersial.

Belakangan, PTBA membeberkan validasi kelayakan komersial untuk proyek DME sebesar 4,3X, proyek gas alam sintetis 5,7X, proyek metanol sebesar 4,7X dan amonia mencapai 4,8X.

Di sisi lain, kelayakan komersial untuk proyek grafit artifisial dan lembaran anoda menyentuh level masing-masing 59,9X dan 41,4X. Sementara, senyawa humat mencapai 79,7X.

Alat berat beroperasi di tambang batu bara terbuka PT Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatra Selatan./Bloomberg-Dadang Tri

Berikut Deretan Proyek Hilirisasi Batu Bara Bukit Asam :

1. Dimethyl Ether

Sampai saat ini, rencana gasifikasi batu bara menjadi DME masih terkendala sehingga butuh kajian yang mendalam.

DME sejatinya digadang-gadang dapat menjadi substitusi gas minyak cair atau liquefied petroleum gas (LPG), karena impor komoditas tersebut yang terus naik dari tahun ke tahun. Akan tetapi, proyek itu justru lebih mahal ketimbang impor LPG.

Di samping tantangan keekonomian, PTBA juga harus mengonversikan infrastruktur, seperti jalur distribusi maupun perangkat kompor rumah tangga supaya bisa kompatibel dengan produk DME.

"Jaraknya itu kurang lebih 172 km, serta perlu kesiapan jaringan niaga dan distribusi bahan bakar alternatif ini secara luas," kata Direktur Utama PTBA Arsal Ismail dalam rapat bersama Komisi XII DPR RI, Senin (5/5/2025).

Sementara itu, PTBA telah melakukan penjajakan calon mitra potensial, terutama perusahaan dari China seperti China National Chemical Engineering Group Corporation (CNCEC), China Chemical Engineering Second Construction Corporation (CCESCC), Huayi, Wanhua, Baotailong, Shuangyashan, dan East China Engineering Science and Technology Co., Ltd (ECEC).

"Dari seluruh calon mitra tersebut, baru ECEC gitu ya yang menyatakan minat menjadi mitra investor meski belum dari dalam skema investasi penuh atau full investment," jelasnya.

ECEC sendiri telah menyampaikan preliminary proposal coal to DME pada 18 November 2024 dengan processing service fee (PSF) indikatif yang diusulkan berada di rentang US$412—US$488 per ton. Angka tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan ekspektasi Kementerian ESDM pada 2021 sebesar US$310 per ton.

2. Grafit sintetis

Grafit sintetis merupakan bahan baku dari anoda yang notabene merupakan komponen penting di dalam produk baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Proyek tersebut digadang-gadang bakal menopang rencana pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik.

Proyek yang digarap bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu masih dalam tahap penyusunan dan pemutakhiran basic engineering design. PTBA menargetkan tahapan tersebut dapat rampung pada akhir 2025.

Adapun, estimasi biaya keseluruhan untuk riset dan pembangunan pilot plan hilirisasi batu bara menjadi grafit sintetis adalah sekitar Rp287,39 miliar.

"Selanjutnya, kami merencanakan pembangunan pilot plan di Tanjung Enim dan pada 2026 sebagai langkah lanjutan menuju skala komersial," kata Arsal.

Adapun, anoda sheet menjadi komponen penting dalam baterai litium NMC 811. Nantinya, batu bara akan dikonversikan menjadi coalite, lalu diproses menjadi grafit sintetis, dan selanjutnya dibentuk menjadi lembaran anoda.

Arsal menerangkan produk lembaran anoda bakal berkontribusi sebesar 22% dari total komponen baterai litium. Hal itu menjadi cerminan besarnya peluang hilirisasi coal to artificial graphite untuk mendukung terciptanya ekosistem baterai kendaraan listrik di Tanah Air.

"Hal ini tentunya menunjukkan batu bara yang selama ini dikenal sebagai sumber energi primer, kini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri teknologi tinggi," tuturnya.

Arsal memaparkan pada 2027 hingga 2028, PTBA akan melaksanakan konstruksi pilot plant. Pada 2029, proyek tersebut akan tes komisioning dan masa pemeliharaan.

3. Asam humat

Proyek hilirisasi batu bara menjadi asam humat merupakan program penelitian dan pengembangan kerja sama antara PTBA dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk keperluan agroindustri.

“Jadi asam humat yang dihasilkan dari proses konversi batu bara ini memiliki manfaat yang signifikan, salah satunya untuk meningkatkan kualitas dan kesuburan tanah sehingga dapat mendukung produktivitas agroindustri nasional,” ucap Arsal.

Arsal menyebut PTBA tengah mempersiapkan prototipe skala awal dengan memanfaatkan batu bara kalori rendah dari salah satu tambang yang berlokasi di Peranap, Riau.

Adapun kapasitas awal yang direncanakan sebesar 60 ton batu bara per tahun dengan estimasi produksi 21 ton asam humat per tahun. Biaya yang dibutuhkan untuk mebuat prototipe proyek tersebut adalah Rp5,74 miliar.

“Dari sisi pendanaan tentunya anggaranya ini kami harapkan dari kas internal kami dan targetnya untuk dapat memasukkan tahap commissioning ini pada 2025,” tuturnya.

4. Gas alam sintetis

Proyek gasifikasi batu bara menjadi substitute natural gas (SNG) atau gas alam sintetis merupakan proyek kerja sama dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN. Proyek ini membutuhkan investasi sebesar US$3,2 miliar atau sekitar Rp52,58 triliun (asumsi kurs saat ini).

Arsal mengatakan proyek ini bertujuan untuk mencari alternatif solusi kebutuhan gas nasional dan dapat menambah diversifikasi portofolio energi gas nasional.

Dia menjelaskan cadangan batu bara mencapai sekitar 2,93 miliar miliar ton per 2024. Untuk menggarap proyek tersebut, PTBA menggunakan batu bara dengan kalori rendah karena sangat sesuai untuk dikonversi menjadi gas sintetis.

Proyek SNG akan memanfaatkan 8,4 juta ton batu bara rendah kalori dengan potensi volume SNG yang dihasilkan sebesar 240 billion british thermal unit per day (BBtud) atau sekitar 1,6 juta ton per tahun.

Arsal menyebut proyek SNG nantinya akan dibangun di Tanjung Enim, Sumatra Selatan. Lokasi tersebut dinilai strategis karena dekat dengan infrastruktur PGN.

Adapun, skema proyek SNG nantinya berbentuk perusahaan patungan atau joint venture (JV) antara PTBA, PGAS, dan mitra teknologi. PTBA diposisikan sebagai pemasok batu bara.

Dia menjelaskan nantinya SNG ini akan didistribusikan oleh PGN melalui jaringan pipa eksisting kepada konsumen akhir.

5. Metanol

Produk metanol punya peranan penting di industri petrokimia. Bahan baku metanol dibutuhkan dalam industri tekstil, plastik, resin sintetis, farmasi, insektisida, plywood. Metanol juga berperan sebagai antifreeze dan inhibitor dalam kegiatan minyak dan gas (migas).

Selain itu, metanol merupakan salah satu bahan baku untuk pembuatan biodiesel. Adapun, metanol dapat diolah lebih lanjut menjadi DME yang dapat dimanfaatkan sebagai produk bahan bakar.

PTBA saat ini masih melakukan studi prakelayakan pada rencana hilirisasi batu bara ini. Rencanannya, proyek gasifikasi menjadi metanol itu membutuhkan sekitar 4,7 juta sampai dengan 6,3 juta ton batu bara per tahun. Kapasitas input itu bakal menghasilkan 1,5 juta ton ton metanol setiap tahunnya.

Adapun, indikatif keekonomian yang disusun PTBA menyebutkan kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk mengerjakan proyek ini mencapai US$2,3 miliar, dengan tingkat pengembalian investasi sebesar 14% sampai dengan 15%.

IDX Channel.com

Tayang pada

11 Agustus 2025 pukul 00.00

11/08/25

10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?

CNBC Indonesia

Tayang pada

11 Agustus 2025 pukul 00.00

11/08/25

4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME

Bloomberg Technoz

Tayang pada

11 Agustus 2025 pukul 00.00

11/08/25

5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara

Detik Kalimantan

Tayang pada

11 Agustus 2025 pukul 00.00

11/08/25

7 Provinsi Penghasil Batu Bara Indonesia, Terbesar di Kalimantan

Tribun Kaltim

Tayang pada

11 Agustus 2025 pukul 00.00

11/08/25

70 Persen Sumber Energi Indonesia Dipasok dari Kalimantan, Ekonomi dan Lingkungan Harus Seimbang

Alamat Sekretariat.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Email Sekretariat.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Situs web dibuat oleh

Alamat Sekretariat.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Email Sekretariat.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Situs web dibuat oleh

Alamat Sekretariat.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Email Sekretariat.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Situs web dibuat oleh