Kontan - Business Insight

Tayang pada

21 Agustus 2025 pukul 00.00

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Tersandung Penurunan Harga Batubara

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencetak peningkatan produksi batubara sepanjang semester pertama 2025. Namun, tantangan pelemahan harga batubara masih perlu dicermati pada semester kedua 2025.

PTBA mencatat produksi batubara sebesar 21,7 juta ton, naik 16% secara year on year (YoY) pada semester 1 2025. Penjualan sebanyak 21,6 juta ton, naik 8% yoy. Ini didukung peningkatan kapasitas transportasi 19,27 juta ton, naik 9% YoY melalui kemitraan dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

PTBA mencatat hasil yang lebih kuat di kuartal II 2025, dengan pendapatan meningkat 5,4% secara kuartalan (QoQ) menjadi Rp 10,49 triliun. Laba bersih juga naik 12,8 QoQ menjadi Rp 442 miliar. Ini didorong volume produksi yang naik 57% secara QoQ dan biaya tunai yang turun 6% secara QoQ.

Di satu sisi harga jual rata-rata (ASP) turun 4% secara QoQ.

Meskipun secara kuartalan pulih, laba bersih semester pertama 2025 masih turun tajam 59% YoY menjadi Rp 830 miliar. Ini disebabkan ASP yang lebih rendah sebesar Rp 930.000 per ton, turun 4% YoY. Ini sejalan dengan penurunan Indeks Batubara Indonesia sebesar sekitar 14%, dan kenaikan biaya tunai sebesar 3% menjadi Rp 890.000 per ton.

Baca Juga: Harga Batubara Rawan Melemah, Simak Rekomendasi Saham PTBA

"Biaya bahan bakar dan royalti, beserta penyesuaian kontrak transportasi, berkontribusi terhadap tekanan pada margin," ujar Rizal Rafly, Analis Ajaib Sekuritas dalam riset pada 14 Agustus 2025.

Sukarno Alatas, Senior Equity Analyst Kiwoom Sekuritas dalam riset 12 Agustus 2025 menyoroti pertumbuhan volume PTBA yang kuat di pasar ekspor utama. Seperti ekspor ke Bangladesh naik 907% YOY. Ekspor ke Filipina naik 579% YOY. Namun, penjualan ke India menurun 38% YoY, ke Tiongkok turun 76% YoY dan ke Korea terkoreksi 69% YOY. Sehingga membebani kinerja ekspor secara keseluruhan.

Laba kotor turun 34% YoY menjadi Rp 2,25 triliun karena kenaikan biaya pokok pendapatan (naik 13% YoY) akibat kenaikan beban bahan bakar, logistik, dan jasa pertambangan.

Demi mendongkrak kinerja, PTBA sedang menjalankan strategi pertumbuhan dua jalur yang menggabungkan ekspansi infrastruktur dengan diversifikasi energi. Di sisi logistik, proyek kereta api Kuala Tanjung-Kertapati-Tarahan dengan KAl akan meningkatkan kapasitas angkut tahunan menjadi 20 juta ton pada kuartal kedua 2026, bersamaan dengan peningkatan bertahap di terminal Bitarahan dan Kertapati.

Di sisi hilir dan transisi energi, PTBA sedang mengembangkan pembangkit listrik mulut tambang Sumsel-8 berkapasitas 1,35 GW, proyek gasifikasi batubara menjadi dimethyl ether (DME) bersama Pertamina untuk mengurangi impor LPG. Serta investasi energi terbarukan selektif seperti kapasitas PLTS yang menargetkan lebih dari 500 MW pada 2030.

Volatilitas tinggi

Tristan Elfan Zulvanian, Research Analyst Henan Sekuritas menilai kinerja PTBA pada semester II-2025 akan sangat dipengaruhi oleh beberapa sentimen utama. Faktor paling dominan adalah pergerakan harga batubara global yang menentukan langsung pendapatan dan margin. Diikuti oleh permintaan dari Tiongkok dan India sebagai pasar ekspor utama.

"Dari domestik, kebijakan energi dan serapan PLN berperan menjaga stabilitas penjualan," ujar Tristan, Rabu (20/8).

Konsumsi domestik yang stabil melalui PLN belum cukup untuk menutupi pelemahan ekspor. Namun, peluang pemulihan tetap terbuka jika harga batubara rebound menjelang musim dingin. PTBA juga berupaya efisiensi biaya, optimalisasi rantai pasok, serta diversifikasi ke energi baru terbarukan, antara lain melalui pembangunan PLTS di AOCC Bandara Soekarno-Hatta dan Jalan Tol Bali Mandara.

Rizal dan Sukarno merekomendasikan hold saham PTBA dengan target harga Rp 2.600 per saham dan Rp 2.610 per saham. Sedangkan, Analis Indo Premier Sekuritas, Reggie Parengkuan merekomendasikan sell PTBA dengan target harga Rp 2.000 per saham.

Volatilitas pendapatan jangka pendek PTBA masih tinggi. Tapi kontribusi mendatang dari PLTU Sumsel-8 dan pabrik DME pada 2026-2027 dapat meningkatkan pangsa pendapatan non-pertambangan menjadi lebih dari 30% dari di bawah 10% saat ini.

IDX Channel.com

Tayang pada

21 Agustus 2025 pukul 00.00

21/08/25

10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?

CNBC Indonesia

Tayang pada

21 Agustus 2025 pukul 00.00

21/08/25

4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME

Bloomberg Technoz

Tayang pada

21 Agustus 2025 pukul 00.00

21/08/25

5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara

Detik Kalimantan

Tayang pada

21 Agustus 2025 pukul 00.00

21/08/25

7 Provinsi Penghasil Batu Bara Indonesia, Terbesar di Kalimantan

Tribun Kaltim

Tayang pada

21 Agustus 2025 pukul 00.00

21/08/25

70 Persen Sumber Energi Indonesia Dipasok dari Kalimantan, Ekonomi dan Lingkungan Harus Seimbang

Alamat Sekretariat.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Email Sekretariat.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Situs web dibuat oleh

Alamat Sekretariat.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Email Sekretariat.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Situs web dibuat oleh

Alamat Sekretariat.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Email Sekretariat.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Situs web dibuat oleh