Investor Daily
Tayang pada
27 Mei 2025 pukul 00.00
Prospek Minyak dan Batu Bara Berlawanan Arah
JAKARTA, investor.id – Harga komoditas dunia seperti minyak dan batu bara berpotensi bergerak berlawanan arah. Minyak disebut bakal sedikit melemah, sedangkan pasar batu bara masih memiliki pasar yang solid.
Founder & CEO Finvesol Consulting Indonesia Fendi Susiyanto mencermati, harga minyak berpotensi mengalami sedikit kontraksi. Ini tidak lepas dari organisasi negara-negara eksportir minyak dunia (OPEC) yang merencanakan untuk menambah pasokan minyak.
“Jadi, tentunya hal tersebut akan membuat harga minyak turun. Di samping itu, stok ataupun cadangan minyak Amerika Serikat (AS) juga memang sedang meningkat,” tuturnya.
Karena itu, secara jangka pendek, Fendi melihat, sentimen tersebut berpeluang membuat harga minyak sedikit mengalami pelemahan.
Sedangkan komoditas batu bara, Fendi justru menilai sebaliknya. Pasalnya, komoditas batu bara masih memiliki pasar luar biasa besar terutama mayoritas didorong oleh ekspor batu bara ke Tiongkok yang mencapai 43%, India hampir 20%, dan Filipina sekitar 8-10%.
“Jadi, potensi komoditas batu bara itu cukup besar sekali. Sementara outlook harga komoditas minyak dalam jangka pendek cenderung akan sedikit melemah,” jelas Fendi di acara Energi Mineral Forum 2025 di Jakarta, Senin (26/5/2025).
Dirinya menyebut, harga minyak West Texas Intermediate (WTI)—jenis minyak mentah yang diproduksi AS saat ini sudah menyentuh level US$ 61 dan US$ Brent sebesar US$ 64. “Kami melihat, arah harga minyak ke depan berpeluang bergerak di kisaran US$ 50-60,” ungkapnya.
Secara umum, Fendi mengatakan, potensi sektor energi di Indonesia sangat besar. Oleh karena itu, secara konstruktif potensi tersebut perlu terus dikembangkan. Mengingat, sektor energi saat ini masih lagging.
Padahal, kata dia, Indonesia mempunyai energi bukan hanya minyak dan batu bara, tetapi juga uranium, thorium, bahkan angin dan air pun Indonesia memiliki kemampuan yang luar biasa.
Untuk itu, kesempatan sektor energi untuk bertumbuh berpeluang besar dalam 10 tahun ke depan. “Jadi, kalau sektor energi ini bisa dikembangkan ke depan bakal sangat bagus dan bisa menjadi backbone bagi pertumbuhan ekonomi negara ini,” tandasnya.
Sumber:
Artikel Lainnya
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Tayang pada
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
CNBC Indonesia
Tayang pada
Ada Aturan Baru Royalti Batu Bara, BUMI-Adaro Bisa Bernapas Lega
Bloomberg Technoz
Tayang pada
Ada Donald Trump di Balik Kenaikan Harga Batu Bara
Kontan
Tayang pada