Liputan 6
Tayang pada
24 September 2025 pukul 00.00
Penerimaan Negara dari Batu Bara Ditargetkan Rp 123 Triliun Tahun Ini, Sudah Tercapai 80 Persen
Liputan6.com, Badung - Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Dirjen Minerba Kementerian ESDM) Tri Winarno menegaskan, sektor batu bara masih memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai sumber energi maupun penggerak geopolitik nasional.
Indonesia sendiri memiliki cadangan batu bara 31,9 miliar ton. Selain itu ada 959 perusahaan tambang yang beroperasi di Indonesia, dengan kata lain, Indonesia menjadi negara dengan jumlah perusahaan tambang batu bara terbanyak.
"Produksi kita rata-rata di atas 700 juta ton per tahun. Pada 2024, produksinya mencapai 836 juta ton, dan tahun ini target 739 juta ton. Saat ini sudah tercapai 509 juta ton atau 68 persen," ujar Tri Winarno dalam sambutannya pada acara pembukaan CT Asia 2025 (sebelumnya dikenal dengan nama Coaltrans Asia) di InterContinental, Jimbaran, Badung, Senin 22 September 2025.
Ia menyebut, kontribusi industri batu bara terhadap perekonomian nasional sangat signifikan. Tahun 2024, penerimaan pajak dari sektor ini mencapai Rp 143 triliun, sementara pada 2025 ditargetkan Rp123 triliun.
"Kalau ditambah pajak dan penerimaan lainnya, total kontribusi industri batu bara bisa menembus lebih dari Rp 250 triliun," ucap Tri.
Selain berperan sebagai pemasok energi, lanjut dia, batu bara juga diproyeksikan mendukung transisi energi menuju 2060. Menurut Tri Winarno, penggunaan batu bara ke depan diarahkan menjadi lebih bersih melalui diversifikasi dan hilirisasi.
"Indonesia mengimpor 4,6 juta ton LPG setiap tahun. Ini peluang agar batu bara bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan DME (Dimethyl Ether) sebagai substitusi LPG. Beberapa kajian menunjukkan keekonomian DME positif sehingga bisa dikembangkan," terang Tri Winarno.
Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). Ekspor batu bara menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi mencapai 70,33 persen dan kenaikan hingga 168,89 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Tri juga menambahkan, konsumsi domestik batu bara diperkirakan akan menembus 300 juta ton dalam lima tahun ke depan, terutama untuk kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) serta industri semen, kertas, dan tekstil.
Terkait insiden yang membuat tujuh pekerja tambang terjebak di area bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC), Tembagapura, Mimika, Tri juga menanggapi hal ini.
Peristiwa yang terjadi pada 8 September 2025 sekitar pukul 22.00 WIT itu menimpa lima kru PT Redpath Indonesia serta dua kru elektrik PT Cipta Kontrak di bawah Divisi Operation Maintenance PTFI.
la menjelaskan, proses evakuasi telah berhasil menemukan dua orang dari tujuh korban yang sebelumnya tertimbun. Hingga kini, pencarian masih terus dilakukan.
"Sedang dilakukan evakuasi. Dua kemarin sudah ketemu. Tinggal yang lima, yang dua warga asing, tiga orang Indonesia. Mudah-mudahan segera ditemukan. Dan ini kejadian pertama di dunia," ucap Tri.
Kedua korban yang sudah ditemukan diketahui bernama Irawan (46), asal Cilacap, Jawa Tengah, dan Wigih Hartono (37), asal Tulungagung, Jawa Timur.
Sumber:
Artikel Lainnya
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Tayang pada
2 Kabar Baik Hari ini: Harga Batu bara Naik, China Balik ke RI Lagi
CNBC Indonesia
Tayang pada
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Bloomberg Technoz
Tayang pada
5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara
Detik Kalimantan
Tayang pada