Dunia Energi
Tayang pada
14 Agustus 2025 pukul 00.00
Pendapatan Batu Bara Menurun, Indo Tambangraya Genjot Bisnis Nikel
JAKARTA – PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITM/ITMG) untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2025 mencatatkan peningkatan produksi batu bara sebesar 12% mencapai 10,4 juta ton, disertai dengan peningkatan volume penjualan sebesar 8% menjadi 11,7 juta ton. Namun, pendapatan turun 12%, terutama disebabkan penurunan harga jual rata-rata (ASP). Meskipun demikian, beban pokok pendapatan turun sebesar 10%.
Berdasarkan laporan keuangan, Indo Tambangraya membukukan laba bersih sebesar US$94 juta untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2025. Total aset Perusahaan menurun sebesar 1% sedangkan kas tetap berada pada posisi yang kuat US$1 miliar. Total liabilitas meningkat sebesar 9% karena kenaikan liabilitas sewa.
ITMG telah mengakuisisi 9,62% kepemilikan saham pada perusahaan tambang nikel terbuka, PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) dengan nilai
transaksi sebesar US$16 juta.
Investasi ini menandai tonggak strategis dalam perjalanan transformasi bisnis ITMG, yang menunjukkan komitmen Perusahaan terhadap transisi yang bertanggung jawab dan menandai langkah pertama Perusahaan dalam sektor mineral strategis dengan memasuki industri nikel. Demikian disampaikan dalam keterangan resmi ITMG, (11/8).
Pada periode enam bulan pertama 2025 ITMG mencatatkan pendapatan sebesar US$919 juta, menurun sebesar 12% dibandingkan periode sama tahun lalu. Meskipun volume penjualan meningkat 8% , penurunan pendapatan dipengaruhi oleh turunnya rata-rata harga jual (ASP) batu bara sebesar 19%, dari US$97/ton pada periode semester I 2024 menjadi USp$78/ton pada semester I 2025, seiring dengan harga acuan batubara yang melemah, terutama Indonesia Coal
Index (ICI).
Sekalipun produksi batubara ITMG mengalami kenaikan pada enam bulan pertama 2025, Perusahaan berhasil menurunkan beban pokok pendapatan sebesar 10%, tercatat sebesar US$695 juta dibandingkan US$774 juta di periode sama tahun lalu. Penurunan ini disebabkan oleh biaya operasional yang lebih rendah serta lebih efisien pada biaya-biaya yang dapat dikendalikan.
Secara year-on-year, beban penjualan menurun sedikit sebesar US$2 juta, beban umum dan administrasi naik sebesar US$4 juta, dan total beban operasional pada enam bulan pertama 2025 tercatat sebesar US$100 juta.
Perusahaan membukukan penghasilan keuangan sebesar US$21 juta di periode semester I 2025, sedikit meningkat dari tahun sebelumnya. Selain itu, Perusahaan juga membukukan beban lainnya (net) sebesar US$3 juta dibandingkan dengan beban lainnya (net) sebesar US$27 juta pada periode semester I 2024 dikarenakan kerugian selisih kurs yang lebih rendah.
Royalti kepada Pemerintah sedikit menurun sebesar 10% year-on-year menjadi US$104 juta dari US$116 juta, disebabkan oleh penurunan rata-rata harga jual batu bara. Selain itu, beban
pajak penghasilan tercatat sebesar US$43 juta.
Perusahaan melaporkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar $91 juta dan laba bersih periode berjalan sebesar US$94 juta.
Total aset pada akhir Juni 2025 turun sebesar 1% menjadi US$2.387 juta dibandingkan dengan US$2.407 juta pada akhir tahun 2024, sedangkan saldo kas meningkat sebesar 5% menjadi US$1.040 juta dari US$990 juta pada akhir tahun 2024. Per 30 Juni 2025, kas dan setara kas merepresentasikan 44% dari total aset.
Total liabilitas naik dari US$473 juta pada akhir tahun 2024 menjadi US$516 juta pada akhir Juni 2025. Pada akhir Juni 2025, jumlah ekuitas mencapai US$1.870 juta, turun dari US$1.934 juta per 31 December 2024.
Arus kas Perusahaan dari aktivitas operasi di 6M25 naik sebesar 19% menjadi US$281 juta dari US$237 juta dikarenakan pembayaran kepada pemasok yang lebih rendah dan pembayaran royalti yang lebih rendah.
Perusahaan melaporkan arus kas keluar bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi sebesar US$45 juta pada 6M25, dari sebelumnya tercatat arus kas keluar bersih sebesar US$41 juta pada 6M24. Arus kas keluar bersih dari aktivitas pendanaan pada 6M25 meningkat sebesar 11% menjadi $183 juta dari US$165 juta pada 6M24.(RA)
Sumber:
Artikel Lainnya
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Tayang pada
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Bloomberg Technoz
Tayang pada
5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara
Detik Kalimantan
Tayang pada
7 Provinsi Penghasil Batu Bara Indonesia, Terbesar di Kalimantan
Tribun Kaltim
Tayang pada