Warta Ekonomi

Tayang pada

7 November 2025 pukul 00.00

Laporan Ember: Permintaan Batu Bara Turun, Emisi Metana Justru Meledak

Warta Ekonomi, Jakarta - Produksi batu bara Indonesia kembali mencatat rekor tertinggi, namun dinilai tidak berkelanjutan. Laporan terbaru lembaga riset energi global Ember menyebutkan bahwa produksi batu bara nasional mencapai 836 juta ton (Mt) pada 2024, tetapi kondisi kelebihan pasokan global menekan harga, menurunkan laba perusahaan, dan mengikis pendapatan negara.

Wakil Kepala Unit Riset Transisi Energi Internasional Wuppertal Institut, Timon Wehnert, mengatakan laporan itu juga mengungkap bahwa emisi metana dari kegiatan penambangan batu bara meningkat tajam, jauh melampaui perkiraan resmi pemerintah.

Permintaan batu bara, baik ekspor maupun domestik, mulai menurun tahun ini. Produksi pada paruh pertama 2025 tercatat turun 33 juta ton dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Penurunan terutama disebabkan oleh melemahnya pasar ekspor ke Tiongkok dan India dua negara yang selama ini menyerap sekitar 60 persen ekspor batu bara Indonesia seiring keduanya meningkatkan kapasitas pembangkit energi terbarukan dan memperkuat pasokan batu bara domestik.

Timon mengatakan, dalam laporan tersebut, Ember memperkirakan permintaan batu bara Indonesia akan turun sekitar 10 persen pada 2025.

Laporan itu menambahkan, keuntungan perusahaan batu bara tertekan akibat harga jual yang turun sementara biaya produksi meningkat. Setelah lonjakan harga batu bara global pada 2022 yang sempat menembus US$400 per ton, situasi berbalik.

Pada 2024, laba bersih perusahaan batu bara nasional turun hingga 67 persen dibandingkan puncaknya di 2022, bahkan sudah di bawah tingkat keuntungan tahun 2021. Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor ini juga menurun 18,6 persen pada 2024, dan meski target pemerintah tahun ini tercapai, nilainya tetap di bawah tahun-tahun sebelumnya.

“Wilayah-wilayah penghasil batu bara di Indonesia perlu segera bersiap menghadapi penurunan pendapatan dari sektor batu bara. Begitu anggaran publik berkurang, upaya untuk mendiversifikasi perekonomian daerah akan semakin sulit,” ujar Timon dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (6/5/2025).

Dari sisi lingkungan, Ember memperkirakan emisi metana tambang batu bara (coal mine methane/CMM) pada 2024 mencapai 722 kiloton (kt) metana — lebih dari empat kali lipat angka resmi pemerintah. Perbedaan tersebut disebabkan oleh penggunaan faktor emisi yang tidak tepat serta tidak diperhitungkannya emisi dari tambang bawah tanah.

Situasi ini diprediksi memburuk dengan cepat. Ember memproyeksikan emisi CMM akan melonjak 25 persen pada 2030, bahkan jika produksi batu bara menurun. Lonjakan tersebut didorong oleh ekspansi tambang bawah tanah di Kalimantan Selatan yang ditargetkan berproduksi hingga 20 juta ton per tahun. Tambang ini diperkirakan menyumbang 332 kt CH₄ pada 2030, belum termasuk ancaman jangka panjang dari kebocoran abandoned mine methane (AMM) setelah tambang ditutup.

Ember menilai, kebijakan nasional perlu bergeser dari ekspansi ke pengelolaan produksi. Pemerintah disarankan menerapkan moratorium izin pertambangan batu bara baru serta memasukkan pembatasan produksi jangka panjang ke dalam proses persetujuan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB).

“Strategi pengelolaan batu bara yang berfokus pada transisi diperlukan untuk mengarahkan industri dan mendukung daerah penghasil batu bara dalam beradaptasi dengan lanskap energi yang terus berkembang,” ujar Dody Setiawan, Analis Senior Iklim dan Energi Indonesia di Ember.

Lebih lanjut, Ember mendorong pemerintah mewajibkan pelaporan emisi di tingkat fasilitas bagi semua pemegang izin dan mengembangkan faktor emisi spesifik Indonesia untuk menggantikan metodologi lama yang dinilai tidak akurat.

“Dokumen Nationally Determined Contribution Kedua (SNDC) Indonesia yang baru diterbitkan mencakup komitmen untuk mitigasi metana tambang batu bara, dan menjadi landasan kebijakan penting untuk implementasi ke depan,” tambah Dody.

Bisnis Indonesia

Tayang pada

7 November 2025 pukul 00.00

07/11/25

10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi

IDX Channel.com

Tayang pada

7 November 2025 pukul 00.00

07/11/25

10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?

Kontan

Tayang pada

7 November 2025 pukul 00.00

07/11/25

190 IUP Ditangguhkan ESDM: IMA, APBI, dan APNI Pastikan Anggotanya Aman

CNBC Indonesia

Tayang pada

7 November 2025 pukul 00.00

07/11/25

190 Izin Tambang Ditangguhkan, Dirjen Minerba Beberkan Alasannya

CNBC Indonesia

Tayang pada

7 November 2025 pukul 00.00

07/11/25

2 Kabar Baik Hari ini: Harga Batu bara Naik, China Balik ke RI Lagi

Alamat Sekretariat.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Email Sekretariat.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Situs web dibuat oleh

Alamat Sekretariat.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Email Sekretariat.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Situs web dibuat oleh

Alamat Sekretariat.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Email Sekretariat.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Situs web dibuat oleh