Business Insight
Tayang pada
28 Agustus 2025 pukul 00.00
Kucuran Kredit Perbankan ke Sektor Batubara Tetap Membara
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kuncuran kredit perbankan ke sektor batubara masih mengalir deras. Bank-bank besar di Tanah Air pun tetap membuka pintu untuk menyalurkan pembiayaan ke sektor ini.
Pertumbuhan portofolio di sektor batubara salah satunya ditorehkan Bank Mandiri. Per Mei 2025, outstandingnya mencapai Rp 62,1 triliun, melonjak 25,99% secara tahunan atau year-on-year (yoy). Itu disertai dengan kualitas baik dengan rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) di level 0,00%.
Direktur Utama Bank Mandiri, Riduan, mengatakan, pihaknya akan mendorong kredit ke berbagai sektor strategis, termasuk industri batubara. "Bank Mandiri terus mengoptimalkan pertumbuhan di sektor-sektor yang memberi dampak luas bagi masyarakat, dengan tetap menjaga kualitas portofolio dan risiko," ujar dia, belum lama ini.
Bank Central Asia (BCA) juga menyatakan komitmennya menyalurkan kredit ke berbagai sektor dengan prinsip kehati-hatian, termasuk ke sektor batubara. Dukungan dilakukan ke perusahaan batubara yang bertujuan menjaga ketersediaan pasokan listrik bagi masyarakat hingga ke pelosok negeri.
EVP Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn, menjelaskan bahwa kredit ke sektor hatubara masih relevan di tengah masa transisi energi. Menurutnya, kebutuhan pasokan listrik belum sepenuhnya bisa ditopang energi baru terbarukan.
Saat ini, porsi kredit batubara di BCA tercatat di bawah 3% dari total portofolio. "Prospek industri batubara ke depan akan sangat ditentukan oleh kondisi perekonomian global dan dinamika geopolitik yang memengaruhi pasokan energi dunia," ujar Hera.
Adapun portofolio kredit Bank Rakyat Indonesia (BRI) di sektor batubara dan pembangkit listrik tenaga batubara juga masih tumbuh. Per Juni 2025, nilainya sekitar
Rp 47,31 triliun, naik dari Rp 42,76 triliun per Juni 2024, mengacu ke paparan kinerja BRI semester 1-2025.
Rinciannya, kredit batubara per Juni 2025 mencapai 0,79% dari total kredit BRI dan kredit pembangkit listrik batubara menyumbang 2,55% terhadap oustanding kreditnya.
Sedikit berbeda, Bank Negara Indonesia (BNI) justru mencatat penurunan portofolio di sektor ini. Per Juni 2025, hanya 3,3% dari total kreditnya secara bank only yang mencapai Rp 761,5 triliun. Di periode yang sama 2024 mencapai 4,1% dari Rp 713,5 triliun outstanding kreditnya.
Pengamat Perbankan Moch Amin Nurdin menilai pertumbuhan kredit perbankan di sektor batubara perlu dicermati dari sisi keberlanjutan. la menekankan penting memastikan debitur telah melalui uji amdal dan tidak merusak lingkungan. Karena initerkait dengan penerapan green finance yang jadi kewajiban bank.
Meski demikian, Amin melihat prospek kredit sektor batubara masih positif. "Di tengah kondisi ekonomi yang cenderung lesu, potensi pertambangan masih bisa jadi penopang," ujar dia.
Sumber:
Artikel Lainnya
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Tayang pada
2 Kabar Baik Hari ini: Harga Batu bara Naik, China Balik ke RI Lagi
CNBC Indonesia
Tayang pada
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Bloomberg Technoz
Tayang pada
5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara
Detik Kalimantan
Tayang pada