Bloomberg Technoz
Tayang pada
29 Oktober 2025 pukul 00.00
Konsorsium Eropa & Korsel Minat Investasi Proyek DME Batu Bara
Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membeberkan perusahaan asal Eropa dan Korea Selatan (Korsel) berminat membentuk konsorsium untuk berinvestasi pada proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME).
Selain itu, Bahlil menambahkan, perusahaan asal China turut berminat pada proyek substitusi impor gas minyak cair atau liquified petroleum gas (LPG) tersebut.
“Satu dari China, satu gabungan antara Korea [Selatan] dan Eropa. Nanti kita lihat, finalnya nanti kita lihat,” kata Bahlil kepada awak media di Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Bahlil mengatakan kementeriannya tengah menguji kajian atau feasibility study (FS) dari proyek DME dengan teknologi dari beberapa negara tersebut.
“DME, kita belum finalkan. Sekarang kita lagi uji FS-nya dengan teknologinya. Tetapi ancang-ancangnya sudah ada dua,” ucap dia.
Bahlil juga mengklaim infrastruktur yang ada di Indonesia sudah mumpuni untuk menyambut proyek DME batu bara.
Terkait sumber bahan baku, dia menyatakan cadangan batu bara Indonesia terbilang melimpah untuk menjamin keberlanjutan proyek tersebut.
“Batu bara kita kan cadangan kita banyak sebenarnya. Dan teknologinya sekarang sudah jauh lebih efisien. Memang kesini-kesini teknologinya makin berinovasi ya,” ungkap Bahlil.
Sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional telah menyerahkan pra-kajian 18 proyek hilirisasi kepada BPI Danantara dan sudah memasuki tahap finalisasi.
Dari 18 proyek tersebut, salah satunya merupakan proyek DME batu bara. Proyek itu menjadi penting untuk mensubstitusi impor gas minyak cari atau LPG.
Menurut hitung-hitungan Kementerian ESDM, konsumsi LPG Indonesia sekitar 8,5 juta ton, namun kapasitas produksi Indonesia hanya sebesar 1,3 juta ton. Dengan begitu, 6,5–7 juta ton sisanya didapatkan dari impor.
Proyek PTBA
Di sisi lain, manajemen PTBA memastikan rencana pengembangan DME perseroan memiliki spesifikasi yang serupa dengan proyek yang sempat digagas bersama dengan Air Products & Chemicals Inc. (APCI).
PTBA juga memastikan BPI Danantara sedang mengkaji berbagai insentif yang akan diberikan terhadap proyek tersebut, mulai dari keringanan pajak, kemudahan impor barang modal, hingga dukungan terhadap kebutuhan belanja modal atau Capex proyek.
“Spek dan kapasitas DME masih sama. Sekitar 1 juta ton per tahun. Itu sesuai arahan Satgas Hilirisasi Kementerian ESDM,” kata Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PTBA Turino Yulianto ketika dihubungi Bloomberg Technoz.
Turino menjelaskan, peran Danantara dalam proyek tersebut hingga kini masih dalam pembahasan.
Dengan kata lain, belum terdapat kepastian apakah sovereign wealth fund (SWF) tersebut akan membantu pembiayaan proyek tersebut atau tidak.
Kendati demikian, dia memastikan, perseroan bersama dengan Danantara masih melanjutkan pembahasan proyek hilirisasi itu, termasuk pembicaraan aspek perhitungan manfaat ekonomi proyek serta potensi dukungan fiskal.
“Dengan Danantara masih dalam proses diskusi. Belum selesai. Di dalam nya membahas insentif, cost-benefit analysis, dan lain-lain. Mudah-mudahan segera mengerucut,” tuturnya.
Manajemen PTBA menargetkan peletakan batu pertama atau groundbreaking proyek gasifikasi batu bara menjadi DME perseroan senilai US$2,5 miliar atau sekitar Rp39,5 triliun akan dilakukan pada 2026.
Proyek DME batu bara yang digagas PTBA tersebut menjadi salah satu dari enam proyek hilirisasi batu bara yang sedang dikaji oleh Danantara
Turino tidak menampik perusahaan memang masih mencari mitra kerja untuk berinvestasi di proyek DME batu bara tersebut.
Namun, dia memberikan sinyal bahwa proyek tersebut akan dikembangkan bersama investor asal China.
“Insyallah [groundbreaking tahun depan], kalau semua lancar ya. Kami sudah agak mengerucut nih. Cadangan sudah ready, tempat sudah ready, teknologi kami sudah ready. Terus kemudian tinggal keekonomian sedikit lagi,” kata Turino di Hotel Kempinski, Jakarta, Senin (20/10/2025).
Turino mengalkulasikan proyek DME batu bara akan membutuhkan 5—6 juta ton batu bara per tahun.
Dia memastikan PTBA sudah menyediakan cadangan batu bara sebesar 800 juta ton khusus untuk proyek hilirisasi batu bara, termasuk untuk DME batu bara.
Sumber:
Artikel Lainnya
Bisnis Indonesia
Tayang pada
10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
Kontan
Tayang pada
190 IUP Ditangguhkan ESDM: IMA, APBI, dan APNI Pastikan Anggotanya Aman
CNBC Indonesia
Tayang pada
190 Izin Tambang Ditangguhkan, Dirjen Minerba Beberkan Alasannya
CNBC Indonesia
Tayang pada