ESDM
Tayang pada
23 September 2025 pukul 00.00
Indonesia Dorong Hilirisasi Batubara dan Transisi Energi pada Coaltrans Asia 2025
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Tri Winarno menegaskan pentingnya peran batubara dalam menjaga ketahanan energi nasional, sekaligus meneguhkan komitmen Indonesia terhadap transisi energi berkeadilan. Hal tersebut disampaikan dalam sambutan pada ajang Coaltrans Asia (CT Asia) 2025 yang digelar di Bali, Senin (22/9).
Dalam paparannya, Dirjen Minerba menyampaikan bahwa konsumsi batubara global masih berada pada tingkat tinggi, dengan Asia menjadi kawasan penopang utama. Indonesia, dengan cadangan batubara sebesar 97,96 miliar ton sumber daya dan 31,95 miliar ton cadangan, tetap menjadi pemasok penting di kawasan.
“Produksi batubara Indonesia mencapai 836 juta ton pada 2024, rekor tertinggi sepanjang sejarah. Tahun 2025, hingga Agustus produksi telah menembus 509 juta ton atau 68,81?ri target. Dengan capaian ini, target produksi tahun ini dapat dicapai bila performa kuartal IV tetap terjaga,” ungkap Tri Winarno.
Kontribusi batubara terhadap perekonomian juga signifikan. Pada 2024, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sektor batubara tercatat Rp142,89 triliun, lebih dari 70% total PNBP Minerba.
Dirjen Minerba menekankan bahwa Indonesia tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga pada hilirisasi batubara untuk menciptakan nilai tambah. Program hilirisasi diarahkan pada produk seperti Dimethyl Ether (DME) untuk substitusi LPG serta metanol sebagai bahan baku industri kimia dan energi.
Selain itu, penerapan Clean Coal Technology (CCT) menjadi agenda utama untuk menekan emisi, termasuk penggunaan supercritical dan ultra-supercritical boilers serta pengembangan gasifikasi batubara. Teknologi ini memungkinkan batubara diubah menjadi syngas yang dapat digunakan untuk listrik, bahan bakar cair, hidrogen, maupun bahan baku industri kimia.
“Saat ini, semua pembangkit listrik PLN baru yang disetujui sebelum moratorium, diwajibkan menggunakan teknologi superkritis atau yang lebih baik, dan demikian pula, beberapa pembangkit listrik mandiri untuk industri mengadopsi boiler unggun terfluidisasi sirkulasi yang lebih efisien untuk batubara,” jelas Tri Winarno.
Pemerintah Indonesia menargetkan pensiun dini PLTU batubara pada 2040, maka peran batubara disesuaikan dengan strategi pemanfaatan batubara yang adil di masa depan dan mendukung pengurangan emisi karbon.
“Di satu sisi, batubara masih dibutuhkan untuk menjaga pasokan energi dan mendorong pertumbuhan industri, terutama smelter. Namun di sisi lain, kita juga harus disiplin mengelola penggunaan batubara, mendorong hilirisasi, dan mengurangi dampak lingkungannya,” tambahnya.
Coaltrans Asia 2025 menjadi ajang penting bagi Indonesia untuk menegaskan arah kebijakan energi nasional, yaitu menjaga keseimbangan antara konsumsi batubara, penguatan pasar domestik, penyelarasan antara industri smelter dengan dekarbonisasi dan hilirisasi, serta berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Artikel Lainnya
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Tayang pada
2 Kabar Baik Hari ini: Harga Batu bara Naik, China Balik ke RI Lagi
CNBC Indonesia
Tayang pada
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Bloomberg Technoz
Tayang pada
5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara
Detik Kalimantan
Tayang pada