KONTAN
Tayang pada
20 November 2025 pukul 00.00
Harga Batubara Tembus US$111 per Ton, Begini Proyeksinya Sampai Akhir Tahun
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga batubara global kembali bergerak naik ke kisaran US$110 per ton. Kenaikan ini terutama didorong oleh perkembangan permintaan energi di Asia serta dinamika kebijakan energi China.
Mengutip Trading Economics harga batubara menguat 1,18% ke level US$ 111,50 per ton pada Rabu (19/11/2025). Kenaikan ini mencapai level tertinggi sejak akhir Agustus di tengah harapan bahwa konsumen utama Tiongkok akan meluncurkan langkah-langkah stimulus baru.
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menjelaskan bahwa ekspektasi stimulus tambahan dari China menjadi pemicu utama penguatan harga dalam beberapa waktu terakhir. Menurutnya, kebijakan energi China yang masih mengandalkan batubara tetap menjadi penopang pasar.
“Harga masih didukung oleh kebijakan pemerintah China yang akan terus tergantung pada batubara hingga 2030,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (19/11/2025).
Lukman menambahkan bahwa permintaan dari China dan India masih menjadi faktor dominan dalam menjaga harga tetap tinggi. Kendati pasar batubara global berada dalam kondisi oversupply, ia menilai kebutuhan energi menjelang musim dingin dapat memberikan dukungan dalam jangka pendek.
“Musim dingin diperkirakan lebih dingin dari biasanya, sehingga permintaan energi bisa meningkat,” kata Lukman.
Analis Komoditas dan Founder Traderindo.com Wahyu Laksono memberikan gambaran yang lebih luas terkait dinamika supply–demand internasional. Ia menilai kenaikan ke US$110 per ton mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap pasokan yang belum stabil di tengah permintaan Asia yang kuat
“Permintaan listrik dan energi dari sektor industri China tetap tinggi, ditambah persiapan menghadapi musim dingin,” jelasnya.
Selain dorongan permintaan, Wahyu juga menyoroti faktor pasokan yang kerap terganggu oleh pembatasan produksi domestik China, cuaca ekstrem di negara eksportir seperti Australia, serta persoalan logistik di Afrika Selatan. Menurutnya, pasar akan terus menimbang antara potensi kenaikan permintaan musim dingin dan intervensi kebijakan energi China yang bisa mengubah kebutuhan impor mereka.
Secara fundamental, ia menilai prospek jangka pendek hingga menengah masih kuat, namun tren jangka panjang cenderung menurun seiring tekanan transisi energi global dan pembatasan pendanaan proyek batubara.
Lukman memperkirakan harga akan bertahan di kisaran US$100–US$110 per ton. Adapun Wahyu melihat skenario dasar harga berada pada US$100–US$105 per ton, namun tidak menutup kemungkinan penguatan lebih jauh ke US$115–US$125 per ton apabila musim dingin lebih ekstrem atau terjadi gangguan pasokan signifikan.
Sumber:
Artikel Lainnya
Bisnis Indonesia
Tayang pada
10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
Kontan
Tayang pada
190 IUP Ditangguhkan ESDM: IMA, APBI, dan APNI Pastikan Anggotanya Aman
CNBC Indonesia
Tayang pada
190 Izin Tambang Ditangguhkan, Dirjen Minerba Beberkan Alasannya
CNBC Indonesia
Tayang pada