Business Insight
Tayang pada
28 Juli 2025 pukul 00.00
Harga Batubara Lesu, Kinerja Emited Berpotensi Loyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Risiko perlambatan kinerja emiten produsen batubara meningkat. Risiko tersebut seiring tren harga batubara yang masih melemah dan lesunya permintaan di pasar ekspor.
Analis Indo Premier Sekuritas Reggie Parengkuan dan Ryan Winipta menyampaikan, laba bersih emiten batubara pada kuartal II-2025 diperkirakan turun quarter on quarter (qoq).
Potensi penurunan kinerja emiten didorong harga batubara yang melemah. Berdasarkan data Trading Economics, harga batubara di pasar global terkoreksi 9,18% year to date (ytd) ke level US$ 113,75 per ton pada Jumat (25/7). Sebulan terakhir harga komoditas ini melambung 7,16%.
Indo Premier Sekuritas menilai, pemulihan penjualan batubara terbatas di kuartal II-2025 karena curah hujan tinggi. Ditambah risiko tambahan penerapan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk ekspor.
"Namun, kami menilai penurunan kinerja ini diantisipasi pasar seiring potensi penurunan harga batubara mulai terbatas," tulis Reggie dan Ryan dalam riset, 18 Juli 2025.
Sejauh ini, belum ada emiten batubara berkapitalisasi besar yang merilis laporan keuangan semester 1-2025. Direktur PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) Yulius Kurniawan Gozali menyadari, fluktuasi harga batubara bagian dinamika industri tersebut. Meski ada tekanan di pasar global, ITMG tetap melihat peluang menjaga kinerja hingga akhir 2025.
ITMG akan terus fokus pada efisiensi biaya, peninjauan belanja modal dan optimalisasi operasional guna mengantisipasi tantangan pelemahan harga batubara. ITMG tidak melakukan penyesuaian target produksi dan penjualan batubara pada 2025. "Kami akan terus melakukan evaluasi secara berkala terhadap perkembangan pasar ke depan," ujar Yulius, Jumat (25/7).
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Niko Chandra pede, PTBA bisa meraih peningkatan kinerja. Pertimbangannya, tren historis kenaikan konsumsi batubara pada musim dingin serta indikasi awal pemulihan harga batubara akhir-akhir ini.
"Kami terus mengkaji strategi untuk menjaga daya saing dan profitabilitas perusahaan, baik melalui efisiensi biaya maupun penguatan pasar domestik," imbuh dia, Jumat (25/7).
Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila mengatakan, risiko perlambatan kinerja emiten batubara masih bisa terjadi pada semester II-2025.
Dari sisi investasi, para investor akan mencermati perkembangan kinerja emiten-emiten batubara, meski sejatinya saham-saham di sektor ini tetap punya daya tarik tersendiri.
"Saham di sektor energi atau tambang menawarkan dividen menarik dan sekarang berada dalam valuasi murah," tutur dia, Sabtu (26/7). Indy menyarankan investor mencermati saham ITMG. Target harganya Rp 25.700 per saham secara jangka panjang.
Di lain pihak, Reggie dan Ryan menyematkan peringkat overweight sektor batubara dan menjagokan PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI).
Pertimbangannya, valuasi saham menarik, margin kuat, potensi imbal hasil atraktif, hingga sentimen program pembelian kembali (buyback) saham. Rekomendasi beli untuk AADI dengan target harga Rp 10.000 per saham.
Sumber:
Artikel Lainnya
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Tayang pada
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Detik Kalimantan
Tayang pada
7 Provinsi Penghasil Batu Bara Indonesia, Terbesar di Kalimantan
Tribun Kaltim
Tayang pada
70 Persen Sumber Energi Indonesia Dipasok dari Kalimantan, Ekonomi dan Lingkungan Harus Seimbang
CNBC Indonesia
Tayang pada