Bloomberg
Tayang pada
25 September 2025 pukul 00.00
Harga Batu Bara Turun Usai Reli Panjang
Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga batu bara turun pada perdagangan kemarin. Harga si batu hitam akhirnya melemah setelah seminggu tak pernah merah.
Pada Selasa (23/9/2025), harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan mendatang ditutup di US$ 103,6/ton. Turun 0,29% dibandingkan hari sebelumnya.
Harga batu bara terkoreksi usai mengalami reli. Sejak 15 September, harga komoditas ini hampir selalu naik. Minimal stagnan, seperti yang terjadi pada 19 September.
Reli tersebut membuat harga batu bara naik 2,63% sepanjang pekan lalu. Namun kini rasanya investor menilai harga batu bara sudah agak ‘mahal’. Ada potensi keuntungan yang bisa dicairkan, dan itu membuat kontrak batu bara mengalami tekanan jual.
Secara fundamental, harga batu bara juga tertekan akibat kesadaran akan kelestarian lingkungan yang makin tinggi. Energi fosil ini kian sulit mendapat tempat, tergusur oleh energi baru-terbarukan yang lebih ramah lingkungan.
Di China, misalnya. Negara produsen dan konsumen batu bara terbesar dunia ini sudah kian masif dalam pengembangan energi hijau.
Mengutip Bloomberg News, emisi karbondioksida di China pada 2030 bisa turun 1,6 miliar ton. Syaratnya, China harus mampu memobilisasi investasi senilai CNY 17,5 triliun untuk investasi hijau dalam lima tahun ke depan.
China International Capital Corporation memperkirakan emisi karbondioksida di Negeri Tirai Bambu akan mencapai puncak pada 2028 yaitu di 11,3 miliar ton.
China menargetkan pemangkasan emisi karbondioksida turun 65% dari level 2005 pada 2030 mendatang. Untuk itu, China membutuhkan investasi hijau senilai CNY 3,5 triliun per tahun sampai akhir dekade ini.
Analisis Teknikal
Jadi bagaimana ‘ramalan’ harga batu bara untuk hari ini? Apakah turun lagi atau mampu melanjutkan reli?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara terjebak di zona bearish. Tercermin dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 34. RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang berada di posisi bearish.
Akan tetapi, indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 100. Paling tinggi, yang berarti sudah sangat jenuh beli (overbought).
Dengan demikian, sebenarnya harga batu bara masih berisiko turun lagi meski terbatas. Target support terdekat adalah US$ 102/ton. Penembusan di titik ini bisa melongsorkan harga batu bara dengan target paling pesimistis di US$ 93/ton.
Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 106/ton. Jika jebol, maka harga batu bara berpeluang naik ke arah US$ 107-110/ton.
Sumber:
Artikel Lainnya
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Tayang pada
2 Kabar Baik Hari ini: Harga Batu bara Naik, China Balik ke RI Lagi
CNBC Indonesia
Tayang pada
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Bloomberg Technoz
Tayang pada
5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara
Detik Kalimantan
Tayang pada