JAKARTA, investor.id – Harga batu bara turun pada Selasa (14/10/2025). Pelemahan ini terjadi di tengah data terbaru yang menunjukkan energi terbarukan untuk pertama kalinya dalam sejarah telah melampaui batu bara dalam pembangkit listrik global.

Harga batu bara Newcastle untuk Oktober 2025 turun US$ 0,6 menjadi US$ 103,8 per ton. Sedangkan harga batu bara Newcastle November 2025 terpangkas US$ 0,55 menjadi US$ 105,55 Sementara Desember melemah US$ 0,4 menjadi US$ 106,9 per ton.

Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk Oktober 2025 terkoreksi US$ 0,05 menjadi US$ 89,05. Sedangkan, November 2025 naik US$ 0,25 menjadi US$ 90,1 dan Desember 2025 juga menguat US$ 0,20 menjadi US$ 90,95.

Dikutip dari Trading Economics, dalam paruh pertama 2025, pembangkit listrik tenaga surya dan angin tidak hanya memenuhi, tetapi juga melampaui pertumbuhan permintaan listrik dunia. Kondisi tersebut menyebabkan penurunan moderat penggunaan bahan bakar fosil dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Tren ini sejalan dengan proyeksi International Energy Agency (IEA) yang memperkirakan kapasitas energi bersih global akan berlipat ganda hingga 4.600 gigawatt pada 2030, setara dengan total kapasitas gabungan China, Uni Eropa, dan Jepang.

Namun, sejumlah analis memperingatkan bahwa pertumbuhan tersebut masih belum cukup untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan listrik dunia yang terus melonjak.

Dari sisi pasokan, produksi batu bara termal China masih tercatat 3% lebih tinggi secara tahunan hingga delapan bulan pertama 2025.

Berdasarkan data Trading Economics, dalam sebulan terakhir, harga batu bara memang naik 2,27%, tetapi masih terpaut 31,21% lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Secara historis, harga batu bara sempat mencapai rekor tertinggi di level US$ 457,80 per ton pada September 2022.