Investor Daily
Tayang pada
11 Agustus 2025 pukul 00.00
Harga Batu Bara Terpangkas Lagi Gara-gara Ekspor Global Turun 2%
JAKARTA, investor.id – Harga batu bara terpangkas lagi pada Jumat (8/8/2025), melanjutkan pelemahan empat hari beruntun. Penurunan tersebut terjadi karena pengiriman batu bara global (coking, non-coking, dan met coke) pada pekan ke-31 tahun 2025 (26 Juli–1 Agustus) turun 2% secara mingguan.
Harga batu bara Newcastle untuk Agustus 2025 jatuh US$ 0,55 menjadi US$ 113,2 per ton. Sedangkan harga batu bara Newcastle September 2025 anjlok US$ 0,75 menjadi US$ 114,25 per ton dan Oktober 2025 terpangkas US$ 0,5 menjadi US$ 115,5 per ton.
Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk Agustus 2025 terkoreksi US$ 0,4 menjadi US$ 101. Sedangkan, September 2025 turun US$ 0,65 menjadi US$ 102,1. Sementara pada Oktober 2025 melemah US$ 0,6 menjadi US$ 103,15.
Dikutip dari Bigmint, pengiriman batu bara global (coking, non-coking, dan met coke) pada pekan ke-31 tahun 2025 (26 Juli–1 Agustus) turun 2% secara mingguan (w-o-w) menjadi 17,87 juta ton dari 18,29 juta ton di pekan sebelumnya. Penurunan ini didorong merosotnya ekspor dari Afrika Selatan dan Kolombia, serta lemahnya kinerja Australia.
Data dari BigMint menunjukkan, Indonesia justru mencatat lonjakan ekspor hingga ke level tertinggi dalam lebih dari sebulan terakhir, sebagian mengimbangi pelemahan di wilayah lain.
Permintaan dari pasar Asia tetap tertahan akibat stok melimpah di pelabuhan, aktivitas industri yang lemah, dan gangguan musim hujan di India. Pelaku pasar juga berhati-hati di tengah volatilitas ongkos angkut (freight) dan ketidakpastian kebijakan impor China.
Indonesia menjadi eksportir batu bara terbesar pekan lalu dengan kenaikan 11% w-o-w menjadi 7,61 juta ton dari 6,84 juta ton. Peningkatan ini didukung kelancaran operasional di pelabuhan utama seperti Port Samarinda dan Port Taboneo. Volume ekspor ini tercatat tertinggi sejak awal Juni 2025.
India menjadi pembeli utama dengan 1,85 juta ton, disusul China 1,81 juta ton dan Korea Selatan 0,79 juta ton. Aktivitas pemuatan di Kalimantan meningkat setelah hujan mereda, meski beberapa wilayah masih menghadapi kendala logistik akibat rendahnya permukaan air sungai.
Ekspor Australia turun 3% w-o-w menjadi 6,82 juta ton dari 7,04 juta ton. Jepang menjadi importir terbesar (2,27 juta ton), diikuti China (1,36 juta ton).
Minim Permintaan
Minimnya permintaan di Asia Timur Laut dan margin tipis industri baja menekan pengiriman. Cuaca buruk di Australia timur juga menghambat jalur kereta dan bongkar muat di Newcastle, Gladstone, dan Hay Point.
Ekspor AS melonjak 21% menjadi 1,46 juta ton, dengan pelabuhan utama Norfolk (0,55 juta ton) dan Baltimore (0,39 juta ton). India dan Brasil menjadi pembeli terbesar. Kenaikan ini terjadi seiring diversifikasi pasar ke Asia Tenggara dan India, di tengah melemahnya permintaan dari China akibat tarif impor 15%.
Sementara itu, ekspor Afrika Selatan anjlok 52% menjadi 0,60 juta ton akibat hambatan logistik dan kerusakan peralatan di Richards Bay Coal Terminal (RBCT). Kolombia juga mencatat penurunan tajam 55% menjadi 0,43 juta ton karena melemahnya permintaan Eropa dan keterlambatan pengapalan ke Asia-Pasifik.
Biaya angkut batu bara ke India dari Australia, Afrika Selatan, dan Indonesia tetap tertekan, dengan penurunan terdalam dari Afrika Selatan. Aktivitas pasar sepi karena pembeli, khususnya produsen sponge iron di India, menahan diri di tengah penurunan harga batu bara domestik.
Ke depan, ekspor batu bara global diperkirakan masih tertekan oleh lemahnya permintaan Asia dan ketidakstabilan kinerja pelabuhan. Kuatnya ekspor AS dan momentum positif Indonesia bisa memberi sedikit dukungan, namun hambatan di Australia serta masalah logistik Afrika Selatan berpotensi membatasi pemulihan signifikan.
Sumber:
Artikel Lainnya
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Tayang pada
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Bloomberg Technoz
Tayang pada
5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara
Detik Kalimantan
Tayang pada
7 Provinsi Penghasil Batu Bara Indonesia, Terbesar di Kalimantan
Tribun Kaltim
Tayang pada