Investor Daily

Tayang pada

19 Desember 2025 pukul 00.00

Harga Batu Bara Naik, IEA Sebut Permintaan Global Capai Puncak di 2025

JAKARTA, investor.id — Harga batu bara global mayoritas naik pada perdagangan Rabu (17/12/2025). Laporan terbaru IEA menyebut 2025 berpotensi menjadi titik puncak konsumsi batu bara global sebelum tren melandai.

Harga batu bara acuan Newcastle kontrak Desember 2025 tercatat stabil di level US$ 108,6 per ton. Sementara itu, kontrak Januari 2026 naik US$ 0,1 menjadi US$ 106,1 per ton, dan Februari 2026 menguat US$ 0,1 ke level US$ 106,7 per ton.

Di pasar Eropa, harga batu bara Rotterdam kontrak Desember 2025 melonjak US$ 1,1 menjadi US$ 96,75 per ton. Adapun kontrak Januari 2026 melejit US$ 1,55 menjadi US$ 95,35 per ton, sedangkan Februari 2026 melesat US$ 1,7 menjadi US$ 94,8 per ton.

Dikutip dari TradingView, permintaan batu bara global diperkirakan mulai menghadapi tekanan dalam dekade ini seiring meningkatnya persaingan dari sumber energi lain seperti energi terbarukan, gas alam, dan nuklir.

Namun, perkembangan sektor kelistrikan China masih akan menjadi faktor penentu utama prospek batu bara dunia.

Hal tersebut tertuang dalam laporan tahunan terbaru International Energy Agency (IEA) bertajuk Coal 2025, yang dirilis Rabu. Laporan ini mengulas dinamika pasar terkini sekaligus proyeksi permintaan, pasokan, dan perdagangan batu bara global hingga 2030, termasuk tren investasi, biaya, dan harga.

IEA memproyeksikan permintaan batu bara global masih akan naik tipis 0,5% pada 2025 menjadi rekor 8,85 miliar ton. Namun, tren konsumsi di sejumlah pasar utama menunjukkan pola yang beragam.

Di India, musim hujan monsun yang datang lebih awal dan intens menyebabkan konsumsi batu bara tahunan turun, hanya untuk ketiga kalinya dalam lima dekade terakhir. Sebaliknya, di Amerika Serikat, kenaikan harga gas alam serta kebijakan yang memperlambat pensiun pembangkit batu bara mendorong konsumsi naik, setelah sebelumnya terus menurun selama 15 tahun.

Sementara itu, permintaan batu bara di Uni Eropa hanya menyusut tipis setelah dua tahun mengalami penurunan dua digit. Di China, konsumsi batu bara relatif stagnan dan nyaris tidak berubah dibandingkan 2024.

Meski masih mencetak rekor pada 2025, IEA memperkirakan permintaan batu bara global akan mulai menurun menjelang 2030 dan kembali ke level 2023. Penurunan ini terutama dipicu oleh pergeseran di sektor pembangkit listrik, yang saat ini menyerap sekitar dua pertiga konsumsi batu bara dunia.

Lonjakan Energi Terbarukan

Lonjakan kapasitas energi terbarukan, ekspansi bertahap pembangkit nuklir, serta gelombang besar pasokan gas alam cair (LNG) diperkirakan menekan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara mulai 2026. Sebaliknya, permintaan batu bara dari sektor industri dinilai lebih tahan terhadap tekanan transisi energi.

Di China, yang menyumbang lebih dari separuh konsumsi batu bara global, permintaan diperkirakan turun tipis pada akhir dekade ini. Pemerintah China menargetkan puncak konsumsi batu bara domestik tercapai sebelum 2030, seiring agresifnya pembangunan kapasitas energi terbarukan.

“Meski terjadi pergeseran yang tidak lazim di sejumlah pasar utama pada 2025, proyeksi kami tidak banyak berubah dibandingkan tahun lalu. Permintaan batu bara global diperkirakan mendatar sebelum turun secara bertahap menuju 2030,” ujar Direktur Pasar Energi dan Keamanan IEA, Keisuke Sadamori.

Namun, ia menekankan ketidakpastian masih tinggi, terutama di China. Faktor pertumbuhan ekonomi, kebijakan energi, dinamika pasar, hingga cuaca akan sangat menentukan arah permintaan batu bara global.

IEA mencatat, kenaikan absolut terbesar konsumsi batu bara hingga 2030 diperkirakan terjadi di India, dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 3% per tahun. Secara total, permintaan India diproyeksikan meningkat lebih dari 200 juta ton.

Pertumbuhan tercepat justru diperkirakan terjadi di Asia Tenggara, dengan laju kenaikan lebih dari 4% per tahun hingga 2030, seiring meningkatnya kebutuhan listrik dan industrialisasi di kawasan tersebut.

IEA juga mengingatkan, jika China mencatat pertumbuhan konsumsi listrik lebih cepat dari perkiraan, integrasi energi terbarukan berjalan lebih lambat, atau investasi pada gasifikasi batu bara meningkat, maka permintaan global bisa melampaui proyeksi saat ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, tingginya impor China membantu menopang perdagangan batu bara global di tengah merosotnya permintaan dari Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan. Namun, pada 2025, China justru memangkas impor akibat pasokan berlebih dan lemahnya permintaan domestik, tren yang diperkirakan berlanjut hingga 2030.

Kondisi tersebut diproyeksikan menekan perdagangan batu bara global. Meski demikian, batu bara metalurgi dinilai memiliki prospek lebih baik, terutama karena ketergantungan India pada impor untuk mendukung industri baja yang terus berkembang.

Secara keseluruhan, dengan prospek permintaan yang lesu, stok melimpah, dan harga yang cenderung lebih rendah sehingga menekan margin, IEA memprediksi produksi batu bara akan menurun di sebagian besar negara produsen utama hingga 2030. China dan Indonesia termasuk yang diperkirakan terdampak, sementara India menjadi pengecualian karena pemerintahnya berupaya mengurangi ketergantungan pada impor.

Liputan 6

Tayang pada

19 Desember 2025 pukul 00.00

19/12/25

1,76 Juta Metrik Ton Batu Bara Disebar ke 4 PLTU Jaga Listrik di Jawa Tak Padam

Bisnis Indonesia

Tayang pada

19 Desember 2025 pukul 00.00

19/12/25

10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi

IDX Channel.com

Tayang pada

19 Desember 2025 pukul 00.00

19/12/25

10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?

METRO

Tayang pada

19 Desember 2025 pukul 00.00

19/12/25

10 Negara Pengguna Bahan Bakar Fosil Terbesar di Dunia

CNBC Indonesia

Tayang pada

19 Desember 2025 pukul 00.00

19/12/25

10 Perusahaan Tambang RI Paling Tajir Melintir, Cuannya Gak Masuk Akal

Alamat Sekretariat.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Email Sekretariat.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Situs web dibuat oleh

Alamat Sekretariat.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Email Sekretariat.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Situs web dibuat oleh

Alamat Sekretariat.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Email Sekretariat.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Situs web dibuat oleh