Investor Daily
Tayang pada
18 September 2025 pukul 00.00
Harga Batu Bara Lanjut Naik, Ditopang Kabar dari China
JAKARTA, investor.id – Harga batu bara lanjut naik pada Selasa (16/9/2025). Kenaikan itu ditopang kabar dari China yang menghentikan produksi 15 tambang batu bara di pedalaman Mongolia karena melebihi kuota.
Harga batu bara Newcastle untuk September 2025 naik US$ 0,25 menjadi US$ 101,75 per ton. Sedangkan harga batu bara Newcastle Oktober 2025 melonjak US$ 3,2 menjadi US$ 105,5 per ton. Sementara November 2025 melejit US$ 3 menjadi US$ 106,95 per ton.
Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk September 2025 menguat US$ 0,5 menjadi US$ 93,35. Sedangkan, Oktober 2025 terkerek US$ 1,25 menjadi US$ 95,55 dan November 2025 juga naik US$ 1,25 menjadi US$ 96,55.
Dikutip dari Reuters, Pemerintah Daerah Otonomi Pedalaman Mongolia, wilayah penghasil batu bara terbesar di China, memerintahkan 15 tambang untuk menghentikan produksi setelah kedapatan melampaui kuota yang telah disetujui. Hal ini terungkap dalam dokumen resmi dari Biro Energi Pedalaman Mongolia, Selasa (16/9).
Sejak Juli lalu, pemerintah pusat China menggelar inspeksi di sejumlah sentra batu bara besar dan meminta otoritas daerah melaporkan apakah tambang telah melampaui target produksi pada 2024 hingga paruh pertama 2025. Langkah ini merupakan bagian dari upaya Beijing mengendalikan kelebihan kapasitas di sektor batu bara.
Hasil investigasi menunjukkan 15 tambang di Ordos melampaui kapasitas produksi lebih dari 10% pada semester I-2025. Tambang-tambang tersebut diperintahkan menghentikan operasi dan hanya dapat kembali berproduksi setelah lolos inspeksi dari regulator keselamatan daerah.
Namun, dokumen tersebut tidak menyebutkan jadwal pasti kapan pemeriksaan akan dilakukan.
Kapasitas Produksi Tambang
Menurut data Mysteel, perusahaan konsultan komoditas asal China, total kapasitas tahunan dari 15 tambang yang dihentikan mencapai sekitar 34,6 juta ton.
Hingga 16 September, lima dari tambang tersebut dengan kapasitas gabungan 19,3 juta ton per tahun diminta berhenti produksi selama lima hingga tujuh hari karena masalah keselamatan. Empat di antaranya sudah kembali beroperasi normal setelah melalui pemeriksaan.
Pasar merespons cepat keputusan ini. Kontrak berjangka batu bara kokas paling aktif di Bursa Komoditas Dalian melonjak 5,84% atau setara 68,5 yuan (US$9,63) per ton pada perdagangan Selasa.
Kenaikan harga juga dipicu pernyataan Presiden Xi Jinping pada Senin (15/9/2025), yang menyerukan penghentian secara bertahap kapasitas produksi lama serta pembatasan persaingan harga yang tidak sehat.
Sumber:
Artikel Lainnya
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Tayang pada
2 Kabar Baik Hari ini: Harga Batu bara Naik, China Balik ke RI Lagi
CNBC Indonesia
Tayang pada
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Bloomberg Technoz
Tayang pada
5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara
Detik Kalimantan
Tayang pada