Investor Daily
Tayang pada
15 Agustus 2025 pukul 00.00
Harga Batu Bara Beragam di Tengah Cuaca Ekstrem dan Inspeksi di China
JAKARTA, investor.id – Harga batu bara beragam pada Rabu (13/8/2025). Di saat hujan lebat dan inspeksi terhadap produksi berlebih di wilayah tambang China yang menekan output
Harga batu bara Newcastle untuk Agustus 2025 naik US$ 0,1 menjadi US$ 111,8 per ton. Sedangkan harga batu bara Newcastle September 2025 stagnan di US$ 111,6 per ton dan Oktober 2025 terpangkas US$ 0,25 menjadi US$ 112,75 per ton.
Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk Agustus 2025 terkoreksi US$ 0,05 menjadi US$ 100,3. Sedangkan, September 2025 naik US$ 0,05 menjadi US$ 100,4. Sementara pada Oktober 2025 stagnan di US$ 100,75.
Dikutip dari Bloomberg, harga batu bara untuk pembangkit listrik di China naik ke level tertinggi sejak Maret, seiring curah hujan lebat di daerah pertambangan mengganggu produksi dan gelombang panas di kota-kota mendorong lonjakan permintaan listrik untuk pendingin udara.
Harga spot di Qinhuangdao, acuan nasional, naik menjadi 678 yuan (US$94) per ton pekan ini, tertinggi sejak 17 Maret, menurut China Coal Resource. Harga tersebut telah naik 11% sejak titik terendah dalam empat tahun pada Juni lalu, yang terjadi setelah produksi batu bara mencapai rekor pada paruh pertama tahun ini sehingga meningkatkan stok, serta pemanfaatan energi terbarukan yang lebih luas membuat pembangkit listrik membakar lebih sedikit batu bara.
Kenaikan harga terjadi setelah hujan lebat dan inspeksi terhadap produksi berlebih di wilayah tambang yang menekan output. Sementara itu, permintaan listrik melonjak karena masyarakat meningkatkan penggunaan pendingin udara.
Menurut catatan riset Morgan Stanley yang disampaikan analis termasuk Hannah Yang pada Senin.Konsumsi batu bara termal di 25 provinsi mencapai level tertinggi setidaknya dalam lima tahun pada 6 Agustus,
Tren Sementara
Namun, tren ini diperkirakan hanya sementara. “Kami memperkirakan harga batu bara masih akan melanjutkan tren naik dalam jangka pendek, namun kemungkinan mulai terkoreksi pada akhir Agustus,” kata Yang.
Meski demikian, lonjakan musiman harga ini dapat membantu pemerintah yang tengah berupaya meredam tekanan deflasi di ekonomi. Begitu suhu mulai mendingin, permintaan batu bara kemungkinan kembali tertekan setelah rekor pemasangan pembangkit tenaga angin dan surya pada paruh pertama tahun ini.
Fokus berikutnya adalah apakah Beijing bersedia menerapkan reformasi pasokan yang lebih ketat, seperti pengurangan kapasitas pada perusahaan milik negara dan penegakan standar lingkungan, ketenagakerjaan, serta kualitas yang lebih ketat di industri swasta.
Sejalan dengan itu, Administrasi Keselamatan Tambang Nasional akan menggelar pengarahan pada Rabu sore untuk membahas revisi peraturan keselamatan tambang batu bara.
Sumber:
Artikel Lainnya
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Tayang pada
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Bloomberg Technoz
Tayang pada
5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara
Detik Kalimantan
Tayang pada
7 Provinsi Penghasil Batu Bara Indonesia, Terbesar di Kalimantan
Tribun Kaltim
Tayang pada