ANTARA
Tayang pada
22 Oktober 2025 pukul 00.00
Guru besar UGM ciptakan pembenah tanah dari batubara kalori rendah
Yogyakarta (ANTARA) - Guru Besar Ilmu Geologi Batubara Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Ferian Anggara menciptakan inovasi pembenah tanah ramah lingkungan dari batubara kalori rendah yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian dan rehabilitasi lahan tambang.
Ferian Anggara dalam keterangannya di Yogyakarta, Senin, menyebut produk yang diberi nama "Gamahumat" itu dikembangkan untuk menunjukkan bahwa sisa kegiatan pertambangan dapat diolah menjadi bahan bermanfaat bagi keberlanjutan lingkungan.
"Kami ingin menunjukkan bahwa sektor tambang pun bisa memberi kontribusi positif bagi keberlanjutan lingkungan," ujar Ferian.
Pembenah tanah merupakan bahan tambahan yang berfungsi memperbaiki struktur dan kesuburan tanah agar lebih mampu menyimpan air serta unsur hara, sehingga tanaman dapat tumbuh lebih optimal.
Menurut Ferian, Riset Gamahumat bermula pada 2022 di bawah koordinasi Ferian bersama tim di Fakultas Teknik UGM.
Penelitian dilakukan untuk mencari solusi pengelolaan batubara kalori rendah yang berlimpah di Indonesia namun selama ini kurang termanfaatkan.
Dukungan pendanaan diberikan secara berkelanjutan oleh PT Bukit Asam (PTBA) yang sejak awal melihat potensi besar produk tersebut.
"Sejak tahun 2018, PT Bukit Asam menjadi mitra utama riset kami untuk berbagai topik dan terus mendukung karena hasilnya terbukti aplikatif," tutur dia.
Keunggulan lain dari "Gamahumat", kata Ferian, adalah kemudahannya diterapkan tanpa menambah biaya tenaga kerja.
Sebagai pembenah tanah, Gamahumat diaplikasikan sejak tahap awal pengolahan lahan, kemudian kembali digunakan pada hari ke-14 dan ke-30 bersamaan dengan kegiatan pemupukan rutin tanaman padi.
Pola itu membuat petani tidak perlu menambah tahapan kerja maupun biaya tambahan.
"Kami memastikan Gamahumat bisa digunakan dalam alur kerja petani tanpa menambah tenaga atau biaya tambahan," terang Ferian.
Menurut Ferian riset tersebut berfokus pada inovasi yang memberi dampak nyata bagi keberlanjutan lingkungan sekaligus mendukung perekonomian nasional.
Industri tambang yang kerap dinilai hanya mengeksploitasi sumber daya alam, sejatinya juga berperan penting sebagai penyumbang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor mineral dan batubara.
Ia menambahkan melalui pendekatan riset seperti Gamahumat, potensi hasil tambang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan nilai tambah di bidang pertanian dan rehabilitasi lingkungan.
"Kami ingin mengubah paradigma bahwa dari tambang pun bisa lahir solusi hijau yang mendukung ketahanan pangan," ujar dia.
Sumber:
Artikel Lainnya
Bisnis Indonesia
Tayang pada
10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
Kontan
Tayang pada
190 IUP Ditangguhkan ESDM: IMA, APBI, dan APNI Pastikan Anggotanya Aman
CNBC Indonesia
Tayang pada
190 Izin Tambang Ditangguhkan, Dirjen Minerba Beberkan Alasannya
CNBC Indonesia
Tayang pada