Bisnis Indonesia
Tayang pada
9 Juni 2025 pukul 00.00
Genjot Ekspor ke Asia, Trump Keluarkan Izin Ekspansi Tambang Batu Bara
Bisnis.com, JAKARTA - Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat telah menyetujui rencana ekspansi pertambangan batu bara yang diajukan oleh Signal Peak Energy. Ekspansi ini dilakukan sebagai respons terhadap deklarasi darurat energi oleh Presiden AS Donald Trump dan ditujukan untuk meningkatkan ekspor batu bara ke Jepang dan Korea Selatan.
Dengan izin ini, perusahaan tambang yang berbasis di negara bagian Montana tersebut akan menambang kembali 22,8 juta ton batu bara federal dan 34,5 juta ton batu bara nonfederal di wilayah sekitar. Signal Peak Energy juga memperoleh perpanjangan operasional tambang Bull Mountains selama sembilan tahun.
Menteri Dalam Negeri Doug Burgum, yang juga menjabat sebagai wakil ketua Dewan Dominasi Energi Presiden Trump, menyatakan bahwa pembukaan kembali akses terhadap batu bara federal memungkinkan AS memperkuat hubungan dengan mitra di luar negeri.
"Kepemimpinan Presiden Trump dalam mendeklarasikan darurat energi nasional memungkinkan kami bertindak tegas, memangkas hambatan birokrasi, dan mengamankan masa depan Amerika melalui kemandirian energi dan ekspor strategis," ujarnya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (8/6/2025).
Trump menyatakan keadaan darurat energi nasional guna mempercepat proses perizinan, mencabut perlindungan lingkungan, dan menarik AS dari perjanjian internasional untuk mengatasi perubahan iklim pada hari pertamanya menjabat sebagai presiden, 20 Januari 2025.
Signal Peak awalnya mengajukan rencana ekspansi pertambangannya ke Kantor Reklamasi dan Penegakan Pertambangan Permukaan (OSMRE) pada 2020, tetapi proposal tersebut berada dalam proses tinjauan federal dan menjadi subjek gugatan hukum sejak saat itu.
Departemen Dalam Negeri menyelesaikan pernyataan dampak lingkungan untuk ekspansi tambang ini sesuai dengan kebijakan barunya untuk mempercepat proses tinjauan maksimal 28 hari.
Seiring dengan keluarnya izin tersebut, Burgum bersama Menteri Energi Chris Wright dan Kepala Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) Lee Zeldin melakukan kunjungan ke Alaska pekan kemarin untuk mempromosikan proyek ekspor LNG serta proyek ekspor energi lainnya ke pasar Asia.
Tambang Bull Mountains di Montana, yang terletak di wilayah Musselshell dan Yellowstone, mempekerjakan lebih dari 250 pekerja dan sebagian besar hasil produksinya diekspor ke Jepang dan Korea Selatan.
Kelompok lingkungan hidup telah berupaya menghentikan ekspansi tambang ini karena kekhawatiran atas penggunaan air dan emisi gas rumah kaca.
"Omong kosong total jika kita harus mengorbankan iklim, sumber daya air, satwa liar, dan keberlangsungan operasi peternakan lokal hanya demi mengirimkan batu bara ke luar negeri untuk dibakar oleh negara lain," kata Anne Hedges, Direktur Eksekutif Montana Environmental Information Center, dalam sebuah pernyataan.
Sumber:
Artikel Lainnya
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Tayang pada
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Detik Kalimantan
Tayang pada
7 Provinsi Penghasil Batu Bara Indonesia, Terbesar di Kalimantan
CNBC Indonesia
Tayang pada
Ada Aturan Baru Royalti Batu Bara, BUMI-Adaro Bisa Bernapas Lega
Bloomberg Technoz
Tayang pada