Bloomberg Technoz
Tayang pada
16 Juni 2025 pukul 00.00
Gegara China, Produksi Batu Bara RI Merosot 28% Sejak Awal Tahun
Bloomberg Technoz, Jakarta – Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia/Indonesian Coal Mining Association (APBI/ICMA) melaporkan produksi batu bara nasional merosot 28,25% menjadi 209,67 juta ton sepanjang Januari hingga April 2025 bila dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yakni 268,9 juta ton.
Hal tersebut diakibatkan China, selaku pasar utama tujuan ekspor batu bara Indonesia, telah mengurangi permintaan dan diramal bakal memangkas impor batu bara kalor rendah dari Indonesia karena kelebihan pasokan di dalam negeri mereka.
Tak hanya itu, India, pasar utama lainnya, juga tengah meningkatkan produksi lokal sehingga permintaan batu bara dari Indonesia pun berkurang akibat kelebihan suplai domestik Negeri Bollywood.
“Sudah pasti akan memengaruhi produksi,” kata Plt Direktur Eksekutif APBI/ICMA Gita Mahyarani saat dihubungi, dikutip Sabtu (14/6/2025).
Ketika ditanya ihwal penurunan produksi kemungkinan makin tajam hingga akhir tahun, Gita tidak mengelaborasi lebih lanjut. “Kondisi sekarang ini sangat sulit diprediksi,” ujarnya singkat.
Sejumlah Tantangan
Gita menjelaskan sejumlah tantangan dihadapi pengusaha tambang batu bara di Tanah Air terkait dengan ekspor ke China yakni penyesuaian harga domestik China yang menekan impor, di mana harga batu bara termal di Negeri Panda jauh lebih murah ketimbang RI.
Kemudian, penjualan batu bara RI tertekan dari tingginya persediaan di China, pasokan batu bara yang melimpah di wilayah tambang China, hingga permintaan bagi pembangkit listrik di China yang secara total sudah mengalami tren penurunan.
Gita juga menyebut kondisi serupa turunnya permintaan berasal dari India. Hal itu karena peningkatan produksi lokal dan hujan monsun yang tengah berlangsung di India.
“India juga sama,” tuturnya.
APBI sebelumnya memproyeksikan target produksi batu bara 2025 sebanyak 735 juta ton masih bisa digapai, tetapi capaian kumulatif tahun ini akan terpelanting cukup jauh dari realisasi 2024.
Pada 2024, produksi batu bara Indonesia menembus 836 juta ton. Angka tersebut 117% di atas target yang ditetapkan pemerintah sebanyak 710 juta ton.
“Jadi kami memprediksi, kalau bicara dengan angka [realisasi] 836 juta ton tahun lalu, tahun ini sepertinya tidak akan mencapai di angka tersebut lagi,” ujar Gita di sela agenda FGD Batu Bara, Rabu (28/5/2025).
“Akan tetapi, apakah [produksi 2025] akan mencapai target pemerintah? Bisa dikatakan mungkin masih feasibele untuk angka segitu [735 juta ton]. Namun, kalau sampai 800 juta ton, kami rasa dengan 4 bulan pertama yang cukup sulit, rasanya tidak akan tercapai.”
Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM Surya Herjuna mengatakan koreksi kinerja ekspor komoditas emas hitam itu sebagian besar dipengaruhi oleh kontraksi permintaan dari importir besar seperti China dan India.
Menurut Surya, kebijakan tarif AS berdampak negatif pada proyeksi pertumbuhan ekonomi sebagian besar negara, termasuk China dan India — sebagai importir besar batu bara Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, realisasi ekspor batu bara per April 2025 telah mencapai 160 juta ton. Torehan ekspor itu minus 6,43% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya di angka 171 juta ton.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor batu bara sepanjang Januari hingga April 2025 turun dibandingkan periode sama sebelumnya.
Kinerja ekspor batu bara sepanjang periode tersebut mencapai US$ 8,17 miliar. Nilai ini tercatat turun 19,74% secara kumulatif secara year on year.
Dari sisi volume, ekspor batu bara hingga April 2025 mencapai 122,76 juta ton, turun 5,79% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 130,3 juta ton.
(mfd/wdh)
Sumber:
Artikel Lainnya
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Tayang pada
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Detik Kalimantan
Tayang pada
7 Provinsi Penghasil Batu Bara Indonesia, Terbesar di Kalimantan
CNBC Indonesia
Tayang pada
Ada Aturan Baru Royalti Batu Bara, BUMI-Adaro Bisa Bernapas Lega
Bloomberg Technoz
Tayang pada