Kontan
Tayang pada
4 Agustus 2025 pukul 00.00
Ekspor Batubara Indonesia Turun 21,09% di Semester I-2025
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai ekspor batubara Indonesia pada semester I-2025 tercatat sebesar US$ 11,97 miliar. Angka ini mengalami penurunan sebesar 21,09% secara tahunan (year on year/YoY), menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyampaikan bahwa penurunan ini tidak hanya terjadi dari sisi nilai, tetapi juga volume ekspor.
“Nilai ekspor batubara turun 21,09% secara kumulatif,” ujar Pudji dalam konferensi pers, Jumat (1/8/2025).
Adapun volume ekspor batubara selama enam bulan pertama tahun ini tercatat 184,19 juta ton, atau turun 6,33% YoY. Rata-rata harga per tonnya mencapai US$ 64,99, turun 15,86% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA), Hendra Sinadia, menyatakan bahwa penurunan ekspor ini sejatinya sudah diprediksi. Sejak awal 2025, produksi dan ekspor batubara Indonesia memang diproyeksikan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut Hendra, pasar batubara global saat ini mengalami kelebihan pasokan, terutama dari China, India, dan Mongolia. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga 2026.
"Secara umum, kondisi pasar batubara termal dunia atau global mengalami oversupply. Hal itu sejak 2024 dan diperkirakan kondisi tersebut berlanjut hingga 2026," katanya kepada Kontan, Minggu (3/8).
“Tiongkok dan India sendiri, produksi mereka di 2024 mencatat rekor tertinggi,” tambahnya.
Lebih lanjut, Hendra mengungkapkan bahwa saat ini tidak mudah mengalihkan tujuan ekspor batubara ke pasar lain, sebab negara-negara importir utama justru meningkatkan produksi dalam negeri mereka.
“Pasar batubara termal terbesar saat ini masih China, India, negara-negara Asia Timur, dan Asia Tenggara,” jelasnya.
Sementara itu, Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menargetkan ekspor batubara Indonesia tahun ini sebesar 500 juta ton, lebih rendah dari realisasi tahun 2024 yang mencapai 555 juta ton.
“Untuk target ekspor tahun ini 500 juta ton atau 67,6% dari produksi. Sedangkan realisasinya hingga Juni 2025 sudah mencapai sekitar 238,64 juta ton atau 47,7% dari target ekspor tahun ini,” ungkap Pelaksana Tugas Direktur Eksekutif APBI, Gita Mahirani.
Gita juga menyebut bahwa mayoritas ekspor batubara Indonesia ke pasar utama seperti China, hampir 60%-nya merupakan batubara dengan nilai kalori rendah, yakni 3.000–4.200 GAR.
Di sisi lain, Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) mencatat adanya perubahan pola permintaan dari importir. Saat ini, China lebih memilih mengimpor batubara dengan kalori tinggi.
“Pembeli China mengalihkan pembeliannya dari batubara kalori rendah ke batubara kalori tinggi, bukan sebaliknya. Hal ini disebabkan karena dengan harga batubara yang turun, mereka akan mendapatkan keuntungan dari batubara kalori tinggi yang harganya rendah tersebut,” ujar Ketua Umum Perhapi, Sudirman Widhy.
Sudirman menambahkan bahwa kondisi ini akan menjadi tantangan bagi ekspor batubara Indonesia hingga akhir tahun, terutama jika kebijakan importir besar seperti China tidak mengalami perubahan.
“Target ekspor sebesar 500 juta ton ini akan benar-benar menghadapi tantangan jika situasi di China tetap sama seperti sekarang,” pungkasnya.
Sumber:
Artikel Lainnya
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Tayang pada
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Detik Kalimantan
Tayang pada
7 Provinsi Penghasil Batu Bara Indonesia, Terbesar di Kalimantan
Tribun Kaltim
Tayang pada
70 Persen Sumber Energi Indonesia Dipasok dari Kalimantan, Ekonomi dan Lingkungan Harus Seimbang
CNBC Indonesia
Tayang pada