Kontan
Tayang pada
7 November 2025 pukul 00.00
Ekspor Batubara Indonesia Diproyeksi Turun pada 2025, Pasar Bergeser ke Filipina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan ekspor batubara Indonesia akan menyusut signifikan pada tahun 2025. Volume ekspor diperkirakan turun sekitar 20 juta hingga 30 juta ton dibandingkan realisasi ekspor tahun lalu yang mencapai 555 juta ton.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Surya Herjuna, mengatakan penurunan ini bukan disebabkan oleh berkurangnya minat pasar terhadap batubara Indonesia, melainkan karena melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara tujuan utama ekspor seperti China dan India.
“Tahun lalu ekspor kita sekitar 555 juta ton, sedangkan tahun ini proyeksinya hanya di kisaran 500 juta ton. Sampai September 2025, produksi nasional sudah di angka 585 juta ton,” kata Surya usai menghadiri 2nd Coalindo Coal Conference di Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Surya menjelaskan, pasar ekspor batubara Indonesia ke China dan India masih mengalami penurunan. Namun, permintaan dari Filipina justru menunjukkan tren meningkat dan mulai menjadi pasar penting bagi Indonesia.
“Filipina kini menjadi backbone baru ekspor batubara kita. Ini menandakan adanya diversifikasi pasar selain China dan India,” ujarnya.
Sementara itu, target produksi batubara nasional tahun ini sebesar 735 juta ton dinilai berpotensi tidak tercapai.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyebut peningkatan produksi batubara di China dan India menjadi salah satu faktor penghambat.
“Produksi mereka naik, otomatis kebutuhan dalam negerinya juga meningkat. Jadi, ruang ekspor dari Indonesia otomatis tertahan,” kata Tri.
Meski ekspor menurun, industri batubara nasional dinilai masih mampu bertahan di tengah melemahnya permintaan global.
Menurut Pelaksana Tugas Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Gita Mahyarani, harga batubara global pada tahun depan diperkirakan stabil di kisaran rata-rata tahun ini.
“Rasanya tidak akan ada perubahan signifikan terhadap harga, belum akan turun tajam juga, kecuali jika ada kejadian geopolitik besar seperti perang Rusia-Ukraina,” jelas Gita.
Saat ini harga batubara global berada di level US$ 111 per ton, melemah 12% secara year-to-date dan turun 22% dibandingkan tahun lalu.
Kementerian ESDM memperkirakan harga batubara akan kembali meningkat 5%–10% dalam periode 2025–2027. Surya menilai proyeksi kenaikan harga ini menandakan permintaan global masih terjaga, meski dua negara besar seperti China dan India terus mengerek produksi domestik.
“Batubara kita tetap dibutuhkan karena punya kualitas yang bisa melengkapi kebutuhan produksi negara lain,” katanya.
Dengan demikian, meski menghadapi tekanan dari sisi ekspor dan perlambatan global, industri batubara Indonesia masih memiliki peluang bertahan berkat diversifikasi pasar dan potensi kenaikan harga dalam jangka menengah.
Sumber:
Artikel Lainnya
Bisnis Indonesia
Tayang pada
10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
Kontan
Tayang pada
190 IUP Ditangguhkan ESDM: IMA, APBI, dan APNI Pastikan Anggotanya Aman
CNBC Indonesia
Tayang pada
190 Izin Tambang Ditangguhkan, Dirjen Minerba Beberkan Alasannya
CNBC Indonesia
Tayang pada