Bloomberg Technoz

Tayang pada

22 Oktober 2025 pukul 00.00

DME Batu Bara PTBA Rp41,45 T Dinilai Sulit Ditanggung Danantara

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rencana pembangunan proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) milik PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dinilai membutuhkan skema pendanaan gabungan, dan tidak bisa hanya mengandalkan pembiayaan dari Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.

Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi dan Pertambangan (Pushep) Bisman Bakhtiar menyebut nilai proyek sekitar US$2,5 miliar (sekitar Rp41,45 triliun asumsi kurs saat ini) tersebut dianggap terlalu besar untuk ditanggung sepenuhnya oleh Danantara.

Menurut Bisman, investasi pada proyek gasifikasi batu bara menjadi DME membutuhkan pembiayaan dan teknologi yang kompleks, sehingga tidak realistis jika seluruhnya dibiayai Danantara.

“Hampir tidak mungkin seluruh pendanaan dari Danantara karena investasi sangat besar, membutuhkan teknologi tinggi serta risiko keuangan juga sangat tinggi. Jadi tidak feasible dan realistis jika Danantara membiayai sendiri,” kata Bisman saat dihubungi, Selasa (21/10/2025).

Menurutnya, peran Danantara kemungkinan akan terbatas sebagai penyandang dana bersama. “Danantara bisa menjadi pendana, tetapi tetap diperlukan investor lain untuk berbagi investasi dan risiko,” ujarnya.

Penyesuaian Proyek

Lebih lanjut, Bisman berpendapat perubahan struktur investor juga berpotensi menyebabkan penyesuaian pada desain proyek DME besutan Bukit Asam.

“Umum jika investor berubah maka juga terjadi perubahan desain, rencana detail proyek termasuk spesifikasinya yang perlu penyesuaian. Perubahan itu bisa meliputi kapasitas bahan baku dan volume produksi yang disesuaikan dengan aspek keekonomian,” jelasnya.

Di sisi lain, Ketua Badan Kejuruan Pertambangan Perhimpunan Insinyur Indonesia (PII) Rizal Kasli sepakat bahwa kesepakatan dengan calon investor dan Danantara menjadi kunci bagi realisasi proyek gasifikasi batu bara menjadi DME yang telah lama mangkrak.

“Mudah-mudahan bisa terlaksana segera apabila deal dengan investor dan Danantara sudah tercapai,” ujarnya.

Menurut Rizal, mitra investor yang berpeluang digandeng Danantara untuk membiayai proyek ini kemungkinan besar berasal dari China.

“Investor kemungkinan dari China yang memiliki teknologi di bidang tersebut. Di China, hilirisasi batu bara sudah cukup berkembang dan mereka menguasai teknologi di bidang tersebut," ujarnya.

Proyek mercusuar hilirisasi batu bara menjadi DME sebelumnya sudah gagal pada era Presiden Joko Widodo. Investor dari Amerika Serikat (AS), Air Products & Chemicals Inc. (APCI), hengkang pada 2023 dari proyek DME batu bara yang dipenggawai oleh PT Bukit Asam Tbk. (PTBA).

Saat itu, proyek gasifikasi batu bara menjadi DME direncanakan selama 20 tahun di wilayah Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) yang berada di mulut tambang batu bara Tanjung Enim, Sumatra Selatan. BACBIE akan berada di lokasi yang sama dengan PLTU Mulut Tambang Sumsel 8.

Sebelum APCI angkat kaki, proyek itu mulanya digadang-gadang sanggup menghasilkan DME sekitar 1,4 juta ton per tahun dengan memanfaatkan 6 juta ton batu bara per tahun. Proyek ini ditargetkan dapat menghasilkan substitusi gas minyak cair atau liquefied petroleum gas (LPG) impor sekitar 7—8 juta ton per tahun.

Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PTBA Turino Yulianto tidak menampik perseroan memang masih mencari mitra kerja untuk berinvestasi di proyek DME batu bara tersebut. Namun, dia memberikan sinyal bahwa proyek tersebut akan dikembangkan bersama investor asal China.

Saat ini, lanjutnya, PTBA juga masih mematangkan nilai keekonomian dari DME tersebut. Pembahasan hal tersebut dilakukan perusahaan bersama-sama dengan Danantara.

“Insyallah [groundbreaking tahun depan], kalau semua lancar ya. Kami sudah agak mengerucut nih. Cadangan sudah ready, tempat sudah ready, teknologi kami sudah ready. Terus kemudian tinggal keekonomian sedikit lagi. Lagi berembuk dengan Danantara,” kata Turino di Hotel Kempinski, Jakarta, Senin (20/10/2025).

Turino memperkirakan proyek DME batu bara akan membutuhkan 5—6 juta ton batu bara per tahun. Dia memastikan PTBA sudah menyediakan cadangan batu bara sebesar 800 juta ton khusus untuk proyek hilirisasi batu bara, termasuk untuk DME batu bara.

Prioritas Hilirisasi

Pada masa pemerintahan Presiden Prabowo Subiant, proyek DME batu bara kembali didengungkan. Proyek ini tercatat memiliki nilai kebutuhan investasi Rp164 triliun atau yang terbesar dari 18 proyek prioritas hilirisasi dan ketahanan energi yang akan dibiayai oleh Danantara.

Dalam paparan pra-FS Menteri ESDM Bahlil Lahadalia pada Juli, terungkap bahwa pemerintah berencana membangun proyek DME batu bara di 6 lokasi, yakni; Bulungan, Kutai Timur, Kota Baru, Muara Enim, Pali hingga Banyuasin.

Adapun, proyek DME itu mengambil bagian sekitar 26,52% dari keseluruhan nilai investasi proyek yang diajukan Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional ke Danantara. Proyek itu juga diklaim dapat menyerap 34.800 tenaga kerja.

Dalam perkembangannya, Chief Executive Officer (CEO) Danantara Rosan Roeslani menyatakan Danantara tengah mengkaji sejumlah skema pendanaan untuk 6 proyek gasifikasi batu bara menjadi DME senilai Rp164 triliun, termasuk mengajak pihak swasta dan perusahaan pelat merah berinvestasi pada proyek itu.

Danantara juga tengah mempertimbangkan berinvestasi langsung pada proyek tersebut, atau justru menggabungkan pendanaan pihak swasta dan badan usaha milik negara (BUMN) dengan pendanaan yang dilakukan Danantara.

Rosan menyatakan Danantara masih mengkaji seluruh skema pendanaan tersebut. Saat ini, Danantara tengah melakukan evaluasi terhadap dokumen pra-feasibility study (FS) atau studi kelayakan yang diberikan Kementerian ESDM.

“Jadi, dari kami, dari Danantara, justru kami ini ingin mengajak dunia usaha untuk ikut berinvestasi dengan potensi-potensi investasi yang ada di Indonesia, gitu,” kata Rosan kepada awak media, usai Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan II, di kantornya, Selasa (29/7/2025).

Rosan menegaskan Danantara akan mendorong pihak swasta maupun BUMN untuk ikut berinvestasi pada proyek DME batu bara tersebut. Namun, dia enggan menyebut pihak mana saja yang telah berminat ikut menggelontorkan dana pada proyek hilirisasi batu bara itu.

Bisnis Indonesia

Tayang pada

22 Oktober 2025 pukul 00.00

22/10/25

10 dari 190 Izin Tambang yang Dibekukan Sudah Bayar Jaminan Reklamasi

IDX Channel.com

Tayang pada

22 Oktober 2025 pukul 00.00

22/10/25

10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?

Kontan

Tayang pada

22 Oktober 2025 pukul 00.00

22/10/25

190 IUP Ditangguhkan ESDM: IMA, APBI, dan APNI Pastikan Anggotanya Aman

CNBC Indonesia

Tayang pada

22 Oktober 2025 pukul 00.00

22/10/25

190 Izin Tambang Ditangguhkan, Dirjen Minerba Beberkan Alasannya

CNBC Indonesia

Tayang pada

22 Oktober 2025 pukul 00.00

22/10/25

2 Kabar Baik Hari ini: Harga Batu bara Naik, China Balik ke RI Lagi

Alamat Sekretariat.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Email Sekretariat.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Situs web dibuat oleh

Alamat Sekretariat.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Email Sekretariat.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Situs web dibuat oleh

Alamat Sekretariat.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Email Sekretariat.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Situs web dibuat oleh