Bloomberg Technoz
Tayang pada
30 Mei 2025 pukul 00.00
BKPM Yakin DME Batu Bara Bisa Tiru Hilirisasi Nikel
Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) meyakini hilirisasi batu bara melalui gasifikasi menjadi dimethyl ether (DME) bisa seperti hilirisasi nikel.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Nurul Ichwan menyebut hilirisasi batu bara bisa mengambil pelajaran seperti nikel dengan teknologi dan industri pemurnian dan pengolahan (smelter) yang telah sukses lebih dulu.
Dia menekankan kunci kesuksesan hilirisasi nikel terletak pada riset yang terus berkembang hingga menemukan teknologi yang efisien untuk mengolah nikel menjadi produk bernilai tambah.
“Harusnya kasusnya akan sama dengan batu bara. Mungkin kita belum sampai pada stage dari skala keekonomiannya dengan teknologi yang ada ini bisa dicapai dengan mudah,” kata Nurul saat ditemui Kamis (29/5/2025).
Akan tetapi, jika kebutuhan produk hilir batu bara terus berkembang dan tuntutan untuk memanfaatkan energi yang lebih bersih tinggi pada akhirnya riset batu bara akan mendapatkan teknologi yang sesuai dan dibutuhkan.
“Saya yakin riset yang dikeluarkan pun akan menemukan teknologi yang lebih baik, lebih efisien untuk bisa hasilkan itu. Kan kuncinya adalah ketemu teknologi yang lebih efisien,” ujarnya.
“Makin efisien maka skala ekonominya lebih mudah untuk bisa dicapai.”
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya mengatakan tengah mempertimbangkan untuk mewajibkan program gasifikasi batu bara menjadi DME kepada PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Akan tetapi, proyek tersebut menghadapi banyak kendala. Di hadapan anggota legislatif, Direktur Utama PTBA Arsal Ismail menyatakan proyek DME masih terkendala sehingga butuh kajian yang mendalam. Arsal menyebut faktor keekonomian menjadi penghambat utama dari proyek itu.
“Nah hanya untuk DME memang kita perlu dilakukan kajian yang sangat mendalam ya karena di samping investasinya besar, ya itu juga harus benar-benar memberikan nilai tambah buat bangsa dan negara ini,” ucap Arsal.
DME sejatinya digadang-gadang dapat menjadi substitusi LPG, karena impor komoditas tersebut yang terus naik dari tahun ke tahun. Akan tetapi, proyek itu justru lebih mahal ketimbang impor LPG.
"Pertama itu tantangan keekonomian, di mana estimasi harga DME hasil produksinya masih lebih tinggi dari harga patokan yang ditetapkan oleh Kementerian ESDM, dan juga analisis perhitungan kami masih lebih tinggi dari harga LPG impor," beber Arsal.
Di samping tantangan keekonomian, PTBA juga harus mengonversikan infrastruktur, seperti jalur distribusi maupun perangkat kompor rumah tangga supaya bisa kompatibel dengan produk DME.
"Jaraknya itu kurang lebih 172 kilometer, serta perlu kesiapan jaringan niaga dan distribusi bahan bakar alternatif ini secara luas," tambah dia.
Arsal menegaskan, pihaknya secara aktif melakukan penjajakan dengan calon mitra potensial, terutama perusahaan dari China seperti China National Chemical Engineering Group Corporation (CNCEC), China Chemical Engineering Second Construction Corporation (CCESCC), Huayi, Wanhua, Baotailong, Shuangyashan, dan East China Engineering Science and Technology Co Ltd (ECEC).
"Dari seluruh calon mitra tersebut, baru ECEC gitu ya yang menyatakan minat menjadi mitra investor meski belum dari dalam skema investasi penuh atau full investment," jelasnya.
ECEC sendiri telah menyampaikan preliminary proposal coal to DME pada 18 November 2024 yang lalu dengan processing service fee (PSF) indikatif yang diusulkan berada di rentang US$412—US$488 per ton.
Angka tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan ekspektasi Kementerian ESDM pada 2021 sebesar US$310 per ton.
(ain)
Sumber:
Artikel Lainnya
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Tayang pada
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
CNBC Indonesia
Tayang pada
Ada Aturan Baru Royalti Batu Bara, BUMI-Adaro Bisa Bernapas Lega
Bloomberg Technoz
Tayang pada
Ada Donald Trump di Balik Kenaikan Harga Batu Bara
Kontan
Tayang pada