Bisnis.com
Tayang pada
8 Oktober 2025 pukul 00.00
BKPM Sebut Belum Ada Komitmen Konkret Investor untuk DME Batu Bara
Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM mengungkapkan hingga saat ini belum ada perusahaan asing yang menunjukkan minat konkret untuk berinvestasi dalam proyek hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) di Indonesia.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Nurul Ichwan mengatakan, pihaknya belum mencatat adanya investor asing yang secara resmi menyatakan komitmen untuk masuk ke proyek tersebut.
"Untuk DME ini kami belum mendengar yang sangat jelas perusahaan mana yang akan masuk ke Indonesia," ucap Nurul di Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Menurutnya, proyek DME memiliki arti strategis bagi Indonesia karena berpotensi mengurangi ketergantungan impor LPG dengan memanfaatkan cadangan batu bara domestik.
Nurul menekankan bahwa pihaknya baru akan mencatat dan mempublikasikan data investasi ketika perusahaan telah mengantongi Nomor Induk Berusaha (NIB). Dia menegaskan, BKPM tidak akan mengungkap minat investasi yang masih sebatas penjajakan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di publik.
"Kami tidak pernah disclose informasi yang baru mau atau masih penjajakan karena biasanya itu membuat informasi di publik jadi kurang tepat. Kalau sudah keluar NIB, baru bisa dilihat nilainya berapa dan publik pun bisa meninjau realisasinya," kata Nurul.
Sejauh ini, pemerintah masih menaruh harapan besar terhadap proyek hilirisasi batu bara menjadi DME untuk mengurangi impor LPG dan memperkuat ketahanan energi nasional. Namun, tantangan utama tetap berada pada minat dan komitmen investasi, baik dari dalam maupun luar negeri.
Sebagai catatan, kebutuhan LPG di Tanah Air mencapai 8 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 6,5 juta hingga 7 juta ton masih berasal dari impor. Oleh karena itu, DME diharapkan bisa menekan kebutuhan impor tersebut.
Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim telah menerima sejumlah proposal dari perusahaan swasta yang berminat mengembangkan proyek DME.
Dirjen Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno menuturkan, berdasarkan proposal yang diajukan, pengembangan proyek DME cukup memungkinkan lantaran nilai keekonomiannya relatif terjangkau.
"Kami terus mengkaji, dan ada beberapa proposal menunjukkan keekonomian yang positif sehingga DME bisa kita kembangkan," kata Tri dalam acara CT Asia 2025 di Jimbaran, Bali, Senin (22/9/2025).
Menurutnya, perusahaan swasta itu bakal bekerja sama dengan perusahaan asal China. Namun, Tri belum bisa mengungkapkan identitas perusahaan-perusahaan yang dimaksud.
Adapun, perusahaan itu bakal berinvestasi sekitar US$1,4 miliar atau setara Rp23,23 triliun (asumsi kurs Rp16.595 per US$) untuk proyek DME.
"Kalau enggak salah [investasinya] US$1,3 miliar atau US$1,4 miliar," ucap Tri.
Tri sebelumnya mengklaim, proposal yang diajukan oleh perusahaan itu cukup menarik. Sebab, tingkat pengembalian internal (internal rate of return/IRR) dari perusahaan itu untuk proyek DME sudah di atas 15%.
Lebih lanjut, Tri menuturkan, proyek DME juga berpotensi digarap oleh perusahaan pelat merah di bawah BPI Danantara. Terlebih, proyek DME merupakan satu dari 18 proyek hilirisasi dan ketahanan energi yang tengah dikaji Danantara.
Adapun, 18 proyek ini tengah dalam tahap studi kelayakan (pre feasibility study/FS). Namun, Tri belum bisa memastikan kapan proyek DME itu dimulai. Namun, menurutnya, sejauh ini proses pra-FS cukup positif.
"Kan mulai juga mesti ada FS. FS detailnya belum. Tapi pra-FS-nya sudah positif," katanya.
Program hilirisasi batu bara menjadi DME ini telah dicetuskan sejak era pemerintahan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Namun, hingga saat ini, program tersebut masih belum berjalan. Terlebih, usai investor utamanya dari Amerika Serikat (AS), Air Products, memutuskan untuk mundur dari kerja sama dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada 2023.
Sumber:
Artikel Lainnya
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Tayang pada
2 Kabar Baik Hari ini: Harga Batu bara Naik, China Balik ke RI Lagi
CNBC Indonesia
Tayang pada
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Bloomberg Technoz
Tayang pada
5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara
Ruang Energi
Tayang pada