Kontan
Tayang pada
8 Juli 2025 pukul 00.00
Begini Strategi Bukit Asam (PTBA) Hadapi Tren Pelemahan Ekspor Batubara
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penurunan ekspor batubara nasional turut menjadi perhatian serius bagi emiten produsen batubara pelat merah, PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor batubara nasional tercatat sebesar US$ 10,26 miliar pada Januari-Mei 2025, atau turun 19,1% year on year (yoy) dibandingkan nilai ekspor Januari-Mei 2024 sebesar US$ 12,68 miliar.
Tak hanya itu, volume ekspor batubara nasional Januari-Mei 2025 juga turun 4,65% yoy menjadi 156,37 juta ton dibandingkan dengan dengan volume ekspor Januari-Mei 2024 sebesar 163,99 juta ton.
Corporate Secretary PTBA Niko Chandra mengakui bahwa tren pasar batubara global memang sedang berfluktuasi. Perusahaan pelat merah ini pun turut merasakan dampaknya.
Menurutnya, berbagai faktor turut membentuk dinamika pasar batubara global. Di antaranya adalah peningkatan produksi domestik di negara pengimpor utama batubara, seperti China dan India, yang saat ini harganya lebih kompetitif dibandingkan batubara Indonesia. Hal ini menjadi faktor utama penyebab koreksi ekspor batubara nasional sepanjang 2025 berjalan.
PTBA belum mengumumkan data realisasi penjualan batubara baik domestik maupun ekspor untuk semester I-2025. Pada kuartal I-2025, ekspor batubara PTBA tumbuh 34% yoy menjadi 5,09 juta ton. Sedangkan secara keseluruhan, penjualan batubara PTBA naik 7% yoy menjadi 10,28 juta ton dalam tiga bulan pertama 2025.
“Secara umum, mayoritas ekspor batubara PTBA selama ini memang ditujukan ke berbagai negara Asia dengan pasar utama seperti India, Bangladesh, Vietnam, dan beberapa negara Asia Tenggara,” ungkap dia, Kamis (3/7).
Beberapa langkah mitigasi telah ditempuh oleh PTBA, salah satunya melalui diversifikasi penjualan pasar domestik dan ekspor. Di pasar domestik, PTBA berusaha memenuhi kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dalam negeri.
Emiten ini juga mencari peluang untuk mencari peluang ekspor batubara ke negara-negara baru yang memiliki potensi pertumbuhan positif.
Selain itu, PTBA juga terus melakukan optimalisasi portofolio produk agar sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi pasar yang berbeda. Dengan begitu, PTBA dapat melayani segmen pelanggan yang lebih luas.
PTBA juga terus melakukan efisiensi di seluruh lini operasi, mulai dari penambangan hingga pengangkutan untuk menjaga daya saing biaya produksi perusahaan. Hal ini penting untuk menjaga profitabilitas di tengah fluktuasi harga batubara.
Lebih lanjut, PTBA terus mengembangkan bisnis non-batubara dan hilirisasi batubara untuk mengurangi ketergantungan pada penjualan batubara. Proyek-proyek seperti pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan hilirisasi batubara menjadi bagian dari strategi ini. Upaya ini diharapkan dapat menciptakan nilai tambah dan ketahanan bisnis dalam jangka panjang.
Tak hanya itu, PTBA secara berkala juga meninjau dan menyesuaikan proyeksi bisnis perusahaan berdasarkan kondisi pasar terbaru, termasuk prospek permintaan dan harga batubara global. “Kami selalu berupaya untuk menjaga keseimbangan antara volume produksi dan penjualan agar tetap selaras dengan kondisi pasar dan tujuan strategis perusahaan,” tandas dia.
Sumber:
Artikel Lainnya
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Tayang pada
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Detik Kalimantan
Tayang pada
7 Provinsi Penghasil Batu Bara Indonesia, Terbesar di Kalimantan
CNBC Indonesia
Tayang pada
Ada Aturan Baru Royalti Batu Bara, BUMI-Adaro Bisa Bernapas Lega
Bloomberg Technoz
Tayang pada