Aceh Info
Tayang pada
3 Oktober 2025 pukul 00.00
Batubara dan CPO Dorong Surplus Perdagangan Aceh pada Agustus 2025
BANDA ACEH | ACEH INFO – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mencatat nilai ekspor daerah itu pada Agustus 2025 mencapai 57,13 juta dolar Amerika Serikat (US$). Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan nilai impor yang sebesar 29,90 juta dolar AS, sehingga neraca perdagangan Aceh mengalami surplus sebesar 27,23 juta dolar AS.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Aceh, Tasdik Ilhamudin, menjelaskan bahwa seluruh ekspor Aceh pada periode tersebut merupakan komoditas nonmigas. Meski demikian, nilai ekspor Agustus mengalami penurunan 6,89 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
“Seluruh komoditas yang diekspor merupakan nonmigas. Nilai ekspor Aceh pada Agustus turun dibandingkan Juli, namun tetap menunjukkan surplus karena ekspor masih jauh lebih tinggi dari impor,” ujar Tasdik di Banda Aceh, Rabu (1/10/2025).
Lebih lanjut, Tasdik merinci bahwa ekspor terbesar berasal dari komoditas batubara dengan nilai mencapai US$34,81 juta, atau 60,93 persen dari total ekspor. Di posisi kedua terdapat minyak kelapa sawit (CPO) senilai US$12,86 juta (22,51 persen), disusul oleh kopi dan rempah-rempah sebesar US$4,15 juta (7,27 persen).
Dari sisi negara tujuan, India menjadi mitra dagang utama dengan nilai ekspor US$48,86 juta atau 85,53 persen dari total ekspor, terutama dari komoditas batubara dan CPO. Di urutan berikutnya terdapat Jepang sebesar US$2,36 juta, yang didominasi ekspor cangkang kernel kelapa sawit, serta Amerika Serikat dengan nilai US$1,27 juta, terutama dari kopi dan rempah-rempah.
Tasdik menambahkan, sebagian besar ekspor Aceh masih dilakukan melalui pelabuhan di wilayah sendiri. “Sebanyak 85,16 persen ekspor, atau senilai US$48,65 juta, dilakukan melalui pelabuhan di Aceh. Sisanya sekitar US$8,48 juta diekspor melalui pelabuhan di provinsi lain, terutama Sumatera Utara,” jelasnya.
Sementara itu, nilai impor Aceh pada Agustus 2025 didominasi oleh bahan bakar mineral atau gas senilai US$26,11 juta, diikuti oleh pupuk sebesar US$2,57 juta, serta bahan kimia anorganik senilai US$0,93 juta.
Negara asal impor terbesar adalah Amerika Serikat, dengan nilai US$26,11 juta berupa gas butana dan propana. Selanjutnya, Tiongkok menyumbang impor US$2,57 juta dalam bentuk pupuk, dan Jepang sebesar US$0,93 juta berupa bahan kimia anorganik.
“Dengan capaian ekspor yang masih lebih tinggi dari impor, Aceh berhasil mempertahankan tren surplus perdagangan luar negeri pada Agustus 2025,” tutup Tasdik.
Sumber:
Artikel Lainnya
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Tayang pada
2 Kabar Baik Hari ini: Harga Batu bara Naik, China Balik ke RI Lagi
CNBC Indonesia
Tayang pada
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
Bloomberg Technoz
Tayang pada
5 Proyek Hilirisasi Bukit Asam (PTBA), Tak Cuma DME Batu Bara
Detik Kalimantan
Tayang pada