Bloomberg Technoz
Tayang pada
16 Mei 2025 pukul 00.00
APBI Perkirakan Capaian Produksi Batu Bara Melandai Tahun Ini
Bloomberg Technoz, Jakarta - Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) memperkirakan capaian produksi batu bara tahun ini bakal lebih rendah dibandingkan dengan peforma tahun sebelumnya.
Plt Direktur Eksekutif APBI Gita Mahyarani beralasan terjadi koreksi permintaan batu bara selama kuartal I-2025 yang belakangan ikut menekan realisasi produksi di sisi hulu tambang.
“Tahun ini dengan penurunan [permintaan] 3 bulan di awal tahun kemungkinan itu akan berpengaruh,” kata Gita saat ditemui di Jakarta, Kamis (15/5/2025).
Gita menuturkan terdapat pelemahan permintaan dari China yang belakangan berdampak signifikan terhadap kinerja ekspor kuartal I-2025.
Dia menerangkan China belakangan telah meningkatkan kapasitas produksi serta kemampuan penyimpanan batu bara domestiknya. Situasi itu belakangan membuat pengiriman ke pasar China relatif minus secara tahunan.
Menurut dia, koreksi realisasi produksi secara tahunan itu bakal berdampak pada potensi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor batu bara.
“Sudah tentu ini berdampak, ini kan 3 bulan pertama saja sudah turun,” kata Gita.
Kendati demikian, dia berpendapat, realisasi produksi batu bara sampai akhir tahun bakal mendekati target yang ditetapkan pemerintah di level 735 juta ton. Hanya saja, realisasi produksi batu bara sepanjang 2024 mencapai 836 juta ton.
Sementara itu, realisasi produksi batu bara sampai Maret 2025 baru mencapai 171 juta ton. Adapun, realisasi ekspor mencapai 123 juta ton per kuartal I-2025.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Ditjen Minerba Kementerian ESDM Siti Sumilah Rita Susilawati tidak menampik ekspor batu bara ke China belakangan mengalami pelemahan.
Penyebabnya, meski potensi kebutuhan energi China begitu besar, negara tersebut juga terus memacu produksi domestik batu baranya.
Untuk itu, Rita menyebut pemerintah telah melakukan langkah antisipasi dengan merintis diversifikasi pasar ekspor bagi komoditas energi fosil tersebut.
“Akan tetapi, pemerintah juga mendiversifikasi pasarnya, tidak hanya ke China, India, tetapi ke tempat lain juga supaya kita tetap bisa memasarkan,” kata Rita.
Setoran PNBP Minerba Kuartal I-2025 Minus 7,42%
Kementerian Keuangan melaporkan realisasi PNBP pertambangan mineral dan batu bara (Minerba) adalah Rp23,7 triliun per kuartal I-2025.
Capaian tersebut merosot 7,42% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan dengan torehan Rp25,6 triliun per kuartal I-2024.
Dalam paparanya, Pelaksana Harian Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Suahasil Nazara menjelaskan PNBP pertambangan minerba terkontraksi karena kinerja penerimaan royalti batu bara yang menurun dampak penurunan produksi batu bara.
"Komposisi [PNBP pertambangan minerba] adalah Rp17,1 triliun merupakan royalti batu bara dan Rp6,6 triliun merupakan nonroyalti batu bara," ujar Suahasil dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI, dikutip Jumat (9/5/2025).
Perinciannya, PNBP pertambangan minerba terdiri dari iuran tetap sebesar Rp429,5 miliar; iuran produksi/royalti sebesar Rp22,54 triliun; dan bagian keuntungan bersih izin usaha pertambangan khusus (IUPK) sebesar Rp767 miliar.
Bila dilihat selama 4 tahun ke belakang, realisasi PNBP pertambangan minerba paling tinggi berada pada 2023, yakni Rp129,12 triliun.
Bahkan, angkanya lebih tinggi dibandingkan dengan fenomena kenaikan harga komoditas (comodity boom) sebesar Rp44,83 triliun dan Rp110,78 triliun masing-masing pada 2021 dan 2022.
(naw)
Sumber:
Artikel Lainnya
IDX Channel.com
Tayang pada
10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?
CNBC Indonesia
Tayang pada
4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME
CNBC Indonesia
Tayang pada
Ada Aturan Baru Royalti Batu Bara, BUMI-Adaro Bisa Bernapas Lega
Kontan
Tayang pada
Ada Rencana Pemberian Insentif Hilirisasi, Emiten Batubara Berpotensi Diuntungkan
Reuters
Tayang pada