Kompas

Tayang pada

9 Mei 2025 pukul 00.00

Antisipasi Kelebihan Pasokan Batubara di Pasar Global

Merosotnya harga batubara global hingga level di bawah 100 dollar AS per ton dalam beberapa waktu terakhir tidak terlepas dari menurunnya permintaan impor China, sebagai negara pengimpor terbesar di dunia. Di sisi lain, sebagai salah satu negara pengekspor terbesar batubara, Indonesia dinilai perlu mengantisipasi dengan pengendalian produksi nasional.

Mengutip data Trading Economics, harga batubara Newcastle, yang menjadi acuan internasional untuk batubara termal, ialah 98,4 dollar AS per ton pada Senin (5/5/2025). Angka tersebut melanjutkan tren penurunan sejak akhir Januari yang kala itu masih sekitar 118 dollar AS per ton. Pada awal Mei 2024, harga pun masih 143 dollar AS per ton.

Reuters melaporkan, harga batubara pada level terendah dalam empat tahun terakhir, salah satunya akibat penurunan impor bahan bakar pembangkit listrik oleh tiga pembeli utama di Asia, yakni China, India, dan Jepang. Harga batubara termal dari dua eksportir terbesar, yakni Indonesia dan Australia, terus menurun sejak Oktober 2024.

China, yang merupakan pembeli batubara termal terbesar di dunia mencatatkan penurunan impor komoditas itu dari 23,84 juta ton pada Maret 2025 menjadi 22,72 juta ton pada April 2025. Dalam empat bulan pertama 2025, China mengimpor 91,56 juta ton atau turun 13,1 persen dibandingkan periode sama pada 2024.

Kondisi itu diakibatkan penurunan operasi pembangkit listrik berbasis batubara di China. Lebih jauh, produksi batubara domestik menciptakan rekor tertinggi. Pada Maret 2025, produksi batubara China mencapai 440,58 juta ton atau naik 9,6 persen secara tahunan. Angka itu mendorong total produksi triwulan I-2025 sebesar 1,2 miliar ton atau meningkat 8,1 persen secara tahunan.

Ketua Indonesia Mining & Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo, Selasa (6/5/2025) mengatakan, belum ada alasan fundamental yang mampu menaikkan kembali harga batubara secara tajam. Seiring memanasnya perang tarif dengan Amerika Serikat (AS), China dan India akan terus berupaya agar biaya energi untuk manufaktur tetap kompetitif.

Melemahnya mata uang China dan India, lanjut Singgih, akan membuat kedua negara tersebut mengurangi impor batubara. Di sisi lain, produksi batubara domestik pun akan diperbanyak.

"Bila produksi nasional tidak dikendalikan, Indonesia justru membangun kondisi ”oversupply” batubara di pasar global.

Situasi tersebut berpengaruh pada berkurangnya pengiriman batubara Indonesia di tengah produksi dalam negeri yang terus meningkat. "Apabila produksi nasional tidak dikendalikan, harus diakui Indonesia justru membangun kondisi oversupply (kelebihan pasokan) batubara di pasar global," ujar Singgih.Yang menjadi tantangan ialah, saat ini, Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) ditentukan untuk tiga tahun, yakni 2024-2026. Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada hitungan RKAB perusahaan-perusahaan di Indonesia, produksi batubara pada 2024 ialah 922,14 juta ton, 2025 sebesar 917,16 juta ton, dan 2026 sebesar 902,97 juta ton.

Adapun realisasi produksi batubara nasional pada 2024 ialah sebesar 836 juta ton atau di atas target tahun tersebut yang 710 juta ton. Sementara target produksi batubara nasiona pada 2025 sebesar 735 juta ton.

Minyak mentah

Singgih menambahkan, rendahnya harga minyak mentah saat ini akan menurunkan biaya operasional pertambangan batubara. Namun, tak serta merta menguntungkan karena ada sejumlah faktor lain seperti arah komitmen terhadap transisi energi, kondisi oversupply batubara, dan perang dagang yang membuat impor batubara China dan India menurun.

“Selain itu, stok batubara nasional mereka cukup tinggi. Sehingga penurunan crude oil saat ini tidak secara maksimal menguntungkan industri tambang, khususnya industri pertambangan batubara,” katanya.

Penurunan harga batubara juga diproyeksikan Bank Dunia. Harga batubara diperkirakan menurun 27 persen pada 2025 dan menurun lagi 5 persen pada 2026. Hal tersebut merujuk pada penurunan pemakaian batubara untuk pembangkitan listrik karena perlambatan ekonomi.

Pelaksana tugas Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Gita Mahyarani mengatakan, kondisi berkurangnya permintaan dialami eksportir batubara ke China dan India. Sebab, kedua negara tersebut tengah menggenjot produksi batubara domestik. Namun, batubara dari Indonesia diyakini tetap akan dibutuhkan, berdasarkan spesifikasinya.

“Strategi yang dijalankan penambang salah satunya adalah menyesuaikan secara bertahap di tingkat produksi. Selain itu, melakukan efisiensi biaya. Efisiensi ini penerapannya bisa berbeda di setiap penambang,” ujar Gita.

Siapkan strategi

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk mengantisipasi penurunan harga batubara akibat perang tarif dan gejolak pasar global. Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail mengatakan, perseroan telah menyiapkan strategi menghadapi penurunan harga batubara dunia yang bisa merugikan perusahaan. (Kompas.id, 14/4/2025)

”Kami sudah melakukan simulasi, ketika harganya menjadi di bawah 100 (dollar AS per ton), kami akan melihat ketahanan perusahaan sampai di mana. Mudah-mudahan jika masih di atas 95-an (dollar AS per ton), Insya Allah, Bukit Asam masih siap untuk menghadapi gejolak seperti ini,” tuturnya dalam konferensi pers kinerja di Jakarta, Senin (14/4/2025).

Di sisi lain, Bukit Asam mengkhawatirkan perang tarif antara AS dan negara-negara mitra. Menurutnya, perang tarif kontradiktif dengan kebijakan Trump yang mengangkat kembali industri batubara setelah keluar dari Perjanjian Paris yang mengupayakan penghentian batubara sebagai pengemisi karbon.

Kementerian ESDM menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) penjualan batubara untuk periode pertama Mei 2025 pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal, yaitu sebesar 121,15 dollar AS per ton. Angka ini naik 0,79 persen dibandingkan dengan HBA Periode Kedua April 2025.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Sunindyo Suryo Herdadi menuturkan, penetapan HB periode pertama Mei 2025 digunakan sebagai dasar perhitungan Harga Patokan Batubara (HPB) untuk periode pertama Mei 2025. Itu untuk batubara dengan kalori lebih besar dari 6.000 kcal per kilogram (kg) GAR.

IDX Channel.com

Tayang pada

9 Mei 2025 pukul 00.00

09/05/25

10 Emiten Batu Bara Paling Cuan di 2024, Siapa Saja?

CNBC Indonesia

Tayang pada

9 Mei 2025 pukul 00.00

09/05/25

4 Perusahaan China Tertarik Ubah Batu Bara RI Jadi DME

CNBC Indonesia

Tayang pada

9 Mei 2025 pukul 00.00

09/05/25

Ada Aturan Baru Royalti Batu Bara, BUMI-Adaro Bisa Bernapas Lega

Reuters

Tayang pada

9 Mei 2025 pukul 00.00

09/05/25

Adani Enterprises fourth-quarter profit drops on coal trading weakness

Ekonomi

Tayang pada

9 Mei 2025 pukul 00.00

09/05/25

Adaro, Arutmin Cs Segera Dikenai Tarif Baru Royalti Batu Bara, Ini Besarannya

Alamat Sekretariat.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Email Sekretariat.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Situs web dibuat oleh

Alamat Sekretariat.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Email Sekretariat.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Situs web dibuat oleh

Alamat Sekretariat.

Menara Kuningan Building.

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-7 Kav.5,

1st Floor, Suite A, M & N.

Jakarta Selatan 12940, Indonesia

Email Sekretariat.

secretariat@apbi-icma.org

© 2025 APBI-ICMA

Situs web dibuat oleh