
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah produsen batubara mulai mengantisipasi menciutnya porsi batubara dalam bauran energi primer nasional. Mengacu draf Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN), pemerintah secara bertahap mengurangi porsi batubara hingga tahun 2060.
Pada 2030, pemerintah menetapkan kontribusi batubara setara 42?ri total bauran energi nasional. Sepuluh tahun kemudian atau 2040, porsi batubara setara 31%, selanjutnya 21% (2050) dan menyusut lagi menjadi 12% pada tahun 2060.
Di RPP KEN, pemerintah mulai memacu energi baru terbarukan (EBT) seperti energi hidro, surya, biomasa, panas bumi, biogas, hingga bahan bakar nabati.
Ihwal langkah pemerintah, salah satu emiten batubara PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) memang sudah berencana menekan produksi batubara di masa depan. "Dari ITMG sudah ada rencana yaitu produksi batubara akan semakin mengecil memasuki tahun 2030, 2040 dan seterusnya," ungkap Direktur Komunikasi Korporat dan Hubungan Investor ITMG Yulius Gozali, Kamis (6/2).
ITMG juga menjajaki diversifikasi bisnis. Yulius bilang, saat ini pihaknya menjajaki peluang di sektor mineral lainnya, yakni komoditas nikel. ITMG menargetkan sebelum tahun 2030 ada 1-2 aset terkait nikel yang mereka akuisisi. Namun, Yulius enggan membocorkan lebih lanjut soal potensi akuisisi itu. "Saat ini masih early stage. Belum tahu nanti bagaimana hasilnya," kata dia.
Program hilirisasi
Sementara Holding Industri Pertambangan Indonesia, yakni Mining Industry Indonesia (Mind Id), menyebutkan salah satu anak usahanya, PT Bukit Asam Thk (PTBA) akan lebih fokus pada hilirisasi. "Memperkuat hilirisasi batubara untuk mengubahnya menjadi produk bernilai tambah, seperti synthetic graphite sebagai bahan baku utama untuk baterai kendaraan listrik," ungkap Corporate Secretary Mind Id, Heri Yusuf.
Mengenai arah kebijakan energi nasional, Heri bilang Mind Id berkomitmen mendukung pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, dengan menjalankan berbagai program keberlanjutan di seluruh anggota holding pertambangan. "Terkait produksi batubara PTBA, kami tetap menjadi salah satu pemasok terbesar batubara untuk kebutuhan energi domestik. Sekitar 60% total penjualan kami difokuskan untuk pasar domestik," ujar Heri.
Ke depan, Mind Id akan menyusun strategi agar cadangan batubara PTBA tetap dapat berkontribusi pada ketahanan energi nasional.
Sedangkan PT United Tractors Tbk (UNTR) akan mempelajari terlebih dulu target pengurangan energi fosil di RPP KEN.
"Hal yang dibicarakan (RPP KEN) kan jangka panjang ya. Kami akan pelajari," kata menurut Sekretaris Perusahaan UNTR, Sara K Loebis kepada KONTAN, kemarin.
Sedangkan untuk proyeksi lima tahun ke depan, Sara menyebutkan batubara yang diproduksi anak usaha yaitu PT Pamapersada Nusantara (PAMA) dan PT Tuah Turangga Agung (TTA) akan fokus untuk memenuhi permintaan pasar ekspor.
"Sementara ini batubara yang diproduksi dari konsesi kami adalah untuk pasar ekspor, karena kandungan kalorinya menengah hingga tinggi," jelas Sara.
Sumber: https://insight.kontan.co.id/news/pebisnis-batubara-mulai-serius-diversifikasi-bisnis